Sukses

Nasib Sial Jambret di Pekanbaru Usai Rampas Tas Teman Sekolah

Dua jambret di Pekanbaru mengalami nasib sial setelah melarikan tas teman satu sekolah dan ditembak personel Polsek Tampan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Beraksi 24 kali di jalanan Pekanbaru, jambret inisial MI bernasib sial ketika "bertemu" teman sekolahnya. Pria kecanduan narkoba ini akhirnya menjadi tahanan baru di Polsek Tampan dengan hadiah timah panas.

Kapolsek Tampan Komisaris Hotmartua Ambarita SIK menjelaskan, MI menjambret bersama MK di Jalan Bangau Sakti, beberapa hari lalu. Keduanya mengincar perempuan yang menyandang tas di atas sepeda motor.

Begitu ada kesempatan, MI langsung menarik tas korban secara paksa. Akibatnya, korban kehilangan kendali di atas sepeda motor lalu tersungkur di aspal.

"Pelaku turun lalu mengambil tas, nah korban ini ternyata kenal lalu melapor ke Polsek Tampan," ucap Ambarita di kantornya, Selasa petang, 24 November 2020.

Beberapa hari kemudian, tersangka MI bersama temannya MK yang berperan sebagai pembawa sepeda motor tertangkap. Petugas membawa keduanya mencari komplotan lain atau penadah.

Dalam mobil polisi, keduanya berusaha kabur dengan melawan petugas. Pergumulan dalam mobil tak terhindarkan hingga akhirnya kedua tersangka lumpuh dengan tembakan di kaki masing-masing.

"Penadah barang jambret ini masih buron, dia sudah kabur saat petugas datang ke rumahnya," kata Ambarita.

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Untuk Beli Narkoba

Kepada petugas, MI mengaku sudah menjambret 24 kali. Tak hanya di Kecamatan Tampan, MI juga beraksi hingga ke Kubang Raya, Kabupaten Kampar.

Sementara MK, sambung Ambarita, mengaku sudah beraksi 3 kali di Pekanbaru. Bersama MI, pelaku MK mengaku beraksi satu kali.

"Hasil jambret untuk kehidupan sehari-hari, buat beli narkoba juga," kata Ambarita.

Ambarita menjelaskan, MI usai beraksi selalu menjual cepat hasil jambretnya kepada penadah yang saat ini masih buron. Sementara aksi terakhir kali, MI belum sempat menjual sehingga HP korban terlihat oleh istrinya.

"Istrinya ini yang kemudian mengembalikan HP ke korban karena mereka juga kenal," kata Ambarita.

Pelaku MI ditanyai wartawan juga tak menampik kenal dengan korban. Dia menyebut pernah satu sekolah dasar dengan korban.

"Satu alumni di SD dulu," tersangka mengakui.