Liputan6.com, Yogyakarta - Menyikapi perkembangan aktivitas vulkanis Gunung Merapi saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat waspada, namun tetap tenang serta memperhatikan arahan dari pihak yang berwenang.
"Masyarakat juga diharapkan lebih teliti dalam mengakses berita terkait Merapi, agar tidak terpengaruh oleh kabar hoaks. Supaya tidak terjadi keresahan di masyarakat, terlebih dalam masa pandemi seperti saat ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyatno di Sleman, Rabu, dikutip Antara.
Advertisement
Menurut dia, hal tersebut merupakan hasil dari rapat koordinasi penanganan darurat erupsi Gunung Merapi yang diselenggarakan di Aula lantai 3 Setda Kabupaten Sleman pada Selasa (24/11) sore.
"Rakor juga dihadiri Ir Dewi Sri Sayudi, Perekayasa Ahli Madya BPPTTKG-PVMBG-Badan Geologi," katanya.
Ia mengatakan, dalam rakor tersebut BPPTKG menyebutkan bahwa saat ini data pemantauan baik seismik maupun deformasi masih tinggi dan aktivitas guguran meningkat, menunjukkan dekatnya waktu erupsi Gunung Merapi.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
45 Gempa Guguran
"Namun jika terjadi erupsi eksplosif kemungkinan tidak sebesar erupsi tahun 2010," katanya.
Berdasarkan beberapa fakta bahwa tidak terjadinya kegempaan dalam, migrasi magma berlangsung pelan, jumlah dan pola kegempaan peningkatan kegempaan serta deformasi EDM bersifat efusif mengikuti pola tahun 2006, dan banyaknya gempa embusan menandakan lepasnya gas.
Rapat koordinasi turut diikuti sejumlah pimpinan OPD terkait, TNI Polri, lurah dan kapanewon yang berada di daerah rawan terdampak erupsi, serta sejumlah relawan.
Sementara, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi mengalami 45 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Selasa
Advertisement