Liputan6.com, Mamuju - Selama pendemi Covid-19 melanda, pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak.
Di Sulawesi Barat, jumlah wisatawan yang berkunjung selama pendemi menurun drastis, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada.
Advertisement
Baca Juga
Untuk kembali meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung, Dinas Pariwisata Sulawesi Barat menggelar Forum Group Discussion (FGD) dan Famtrip Tour Jelajah Wisata. Pada 14 hingga 19 November 2020 kemarin, Famtrip Tour Jelajah Wisata Sulawesi Barat Marasa I telah dilaksanakan.
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Barat, Farid Wajdi mengatakan, kegiatan itu baru bisa dilaksanakan setelah pandemi Covid-19 memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Mamuju, Mamasa, Polewali Mandar dan Majene menjadi empat kabupaten yang menjadi lokasi famtrip edisi pertama.
"Perlahan kunjungan wisata mulai terbuka, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan sehingga kita mencoba meningkatkan kunjungan wisata kedepannya dengan memaksimalkan promosi pariwisata," kata Farid kepada Liputan6.com, Jumat (27/11/2020).
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Destinasi Wisata Andalan Sulbar
Farid menjelaskan, puluhan peserta dilibatkan untuk terjun langsung ke sejumlah titik wisata di Sulawesi Barat. Dinas Pariwisata juga melibatkan sejumlah media massa guna memaksimalkan promosi pariwisata Sulawesi Barat, shingga bisa menarik minat wisatawan.
"Terdapat tiga klaster wisata di Sulbar. Klaster pertama adalah Marasa I mencakup sejumlah titik wisata di Mamuju, Mamasa, Majene dan Polman. Marasa II mencakup Mateng Dan Pasangkayu, sedangkan Marasa III mencakup pulau-pulau kecil di Sulbar," terang Farid.
Sedangkan, analis dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Barat, Rizky Satya Pradhana mengatakan, pihaknya turut mendukung program pariwisata Sulawesi Barat melalui beberapa program.
Mereka juga melakukan penguatan data dan informasi melalui penelitian destinasi wisata dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada.
"Ada beberapa pogram, seperti perbaikan kualitas amenities, dermaga Pulau Karampuang yang kami anggarkan Rp600 juta jembatan terapung dan sekarang kami perbaiki dermaganya. Juga ada program lainnnya," ungkapnya.
Advertisement