Liputan6.com, Palembang - Wabah Covid-19 yang masuk ke Sumatera Selatan (Sumsel) sejak bulan Maret 2020 lalu, sudah banyak memakan korban. Bahkan, angka kematian Covid-19 di Sumsel sudah mencapai angka 487 orang, per tanggal 24 November 2020 lalu.
Di tengah keterpurukan karena pandemi Covid-19, angka kesembuhan pasien Covid-19 di Sumsel pun sudah cukup menggembirakan.
Advertisement
Baca Juga
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, saat ini angka kesembuhan pasien Covid-19 sudah sangat banyak dari total sekitar 9.113 kasus.
“Meski angka kematian karena Covid-19 di Sumsel mencapai 5,3 persen, tapi angka kesembuhan di Sumsel berada jauh di atas nasional. Sekitar 82 persen atau tercatat sebanyak 7/384 pasien,” ucapnya, Senin (30/11/2020).
Menurutnya, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sumsel, tidak hanya mengandalkan 3 M saja, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Namun menekan angka penyebaran Covid-19 yaitu dengan menumbuhkan kesadaran diri sendiri, untuk memerangi Covid-19.
“Covid-19 ini bukan hanya merenggut nyawa pasien dari masyarakat, namun juga tenaga medis sudah banyak yang jiwanya tidak tertolong,” ucapnya.
Di Sumsel sendiri, ada 14 orang tenaga medis yang meninggal dunia saat menangani pasien Covid-19. Para tenaga medis tersebut tersebar di berbagai kabupaten/kota di Sumsel, seperti di Palembang, Prabumulih dan Muara Enim Sumsel.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Kesadaran Swab Test
Diakuinya, jumlah testing atau kesadaran melakukan swab test di Sumsel memang masih kurang. Dinkes Sumsel pun mempunyai tugas berat, untuk meningkatkan testing agar bisa mendeteksi dini terhadap paparan Covid-19.
Angka testing di Sumsel minimal 800 sampel per hari, namun saat ini hanya berkisar 400-500 sampel saja.
“Kami minta agar faskes tingkat pertama, seperti puskesmas, jika ada suspek langsung diambil sampel. Agar lebih dini jika ada warganya yang terdeteksi paparan Covid-19,” katanya.
Advertisement
Tempat Tidur Isolasi
Pemerintah di daerah juga, lanjut Lesti, harus terus menggalakkan upaya tracking, tracing, dan treatment bagi masyarakat Sumsel. Untuk bisa mengatasi lonjakan pasien terkonfirmasi Covid-19, sudah ada 1.342 unit tempat tidur isolasi mandiri.
Jumlah tempat tidur tersebut melonjak drastis, dibandingkan di awal pandemi Covid-19 di Sumsel yang hanya menyediakan sekitar 250 unit tempat tidur isolasi.
“Sekarang yang baru terisi (tempat tidur isolasi) hanya sekitar 50-60 persen. Tapi kita tetap mengharapkan masyarakat Sumsel tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes), agar kasus penularan Covid-19 tidak bertambah,” ujarnya.