Liputan6.com, Lumajang - Sekitar 300 warga Curah Kobokan dan 250 warga Supit Urang, Pronojiwo, Lumajang, telah meninggalkan pengungsian dan pulang ke rumah masing-masing. Padahal, tempat tinggal mereka termasuk berada di kawasan ring I zona erupsi Gunung Semeru.
Di tiap titik rawan, tim gabungan dari TNI, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Lumajang, relawan Basarnas tetap siap siaga. Mereka akan memandu dan mengevakuasi warga dengan cepat kembali ke pengungsian bila aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali naik.
Advertisement
Baca Juga
"Warga menganggap kondisinya aman. Tapi mereka harus patuh ke petugas bila nanti ada peningkatan aktivitas vulkanik," kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik, BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo dikonfirmasi Rabu, 3 Desember 2020.
Untuk mempermudah evakuasi warga bila ada peningkatan aktivitas vulkanik, disiagakan 6 truk di posko pengungsian serta satu truk di lokasi atau dusun. Gunung Semeru sendiri masih berstatus waspada level II.
"Truk selalu siap siaga di tiap titik tersebut sampai masa tanggap darurat pada 7 Desember," ujar Wawan.
Ia menambahkan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru tetap tinggi dengan mengeluarkan awan panas guguran dan lava pijar. Namun, gugurannya sudah tak sejauh seperti hari–hari sebelumnya. Pada Selasa, 2 Desember, awan panas guguran tercatat sejauh 2,5 kilometer.
"Ya tetap ada aktivitas vulkanik, tapi sudah tak seperti awal-awal erupsi. Sekarang juga harus diwaspadai banjir lahar dingin," ucap Wawan.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Penyaluran Bantuan
Tidak ada korban jiwa maupun warga luka atau sakit terdampak erupsi Gunung Semeru. Untuk memantau kondisi kesehatan warga, ada petugas puskesmas terdekat disiagakan di tiap titik lokasi maupun dusun.
"Tim medis akan terus memantau kesehatan warga. Alhamdulillan tak ada korban," ujar Wawan.
BPBD Lumajang mengimbau pada pihak manapun yang hendak membantu warga terdampak bencana Gunung Semeru. Agar menyalurkan bantuannya melalui posko pengungsian di Lapangan Kamar Kajang.
"Kamar Kajang jadi titik utama penyaluran. Siapapun yang mau bantu kami minta lewat pos ini, lalu didata sebelum didistribusikan ke warga agar bisa lebih tepat sasaran," ujar Wawan.
Sebab dikhawatirkan penyaluran bantuan oleh lembaga kemanusian atau siapa pun itu berjalan sendiri dapat menimbulkan kecemburuan warga. Sebab tak menutup kemungkinan akan terjadi penyaluran ganda.
Advertisement