Liputan6.com, Jakarta - Selain menghadapi bencana berupa pandemi Covid-19 seperti negara-negara lain, Indonesia juga harus menghadapi bencana alam. Tahun ini beberapa gunung di Indonesia bergolak. Langkah-langkah mitigasi di luar aksi menangani pandemi pun diarahkan seiring meningkatnya aktivitas gunung-gunung ini.
Berikut gunung-gunung yang seakan "membuat janji" untuk erupsi tahun ini.
Gunung Semeru
Advertisement
Gunung yang berada di Lumajang, Jawa Timur pada 1 Desember menunjukkan aktivitas erupsi. Terlihat guguran awan panas dari Gunung Semeru yang meluncur hingga 3000 meter ke arah Besuk Kobokan di Lumajang, Jawa Timur.
Namun, ternyata itu bukanlah letusan pertama Gunung Semeru. Dilansir dari lama Magma Indonesia, Gunung Semeru telah meletus sebanyak 17 kali selama 2020. Di awal tahun, gunung tersebut tercatat telah mengalami erupsi sebanyak dua kali pada Jumat, 17 Januari.
Erupsi tersebut mengakibatkan adanya semburan kolom abu setinggi 400 dan 600 meter di atas gunung. Masih di bulan yang sama, pada 20 Januari sekitar pukul 05.35 Gunung Semeru mengalami erupsi yang memicu kolom abu setinggi 300 meter di atas puncak.
Pada 24 Januari pukul 05.43 WIB, terjadi erupsi dengan kolom abu setinggi 400 meter di atas puncak. Kemudian pada 29 Februari pukul 20.49 WIB, terjadi guguran lava pijar sejauh 1 km dari pusat guguran. Serta pada 3 Maret pukul 17.33 WIB, awan panas meluncur sejauh 3 km dari kawah puncak ke arah Besuk Kembar dan Besuk Bang.
Setelah tidur sejenak, pada 11 April Gunung Semeru kembali erupsi dan disertai dengan awan panas putih. Dilansir dari data Magma Indonesia pada 11 April gunung tersebut mengalami 17 kali gempa, namun tidak separah dengan letusan 1 Desember dini hari ini.
Berdasarkan data dari PVMBG, selama periode 1 hingga 16 April aktivitas Gunung Semeru didominasi oleh guguran lava dan erupsi tidak menerus.Pada 19 Oktober, terjadi guguran batu. Pada 27 November Gunung Semeru telah meletus sebanyak tiga kali. Pada 28 November jumlah guguran batuan meningkat dan disertai oleh guguran awan panas.
Kemudian pada 1 Desember, Gunung Semeru mengeluarkan suara letusan sebanyak 7 kali. Gunung tersebut mengalami erupsi yang mengeluarkan awan panas dan memuntahkan guguran lava. Awan panas dan guguran lava tersebut meluncur sejauh 1,5 km ke arah curah kobokan.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini
Gunung Merapi
Gunung Merapi yang berada di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut berada pada level Siaga sejak 5 November. Dilansir dari laman Magma Indonesia, Gunung Merapi pertama kali menunjukkan aktivitasnya pada 13 Februari pukul 05.16 WIB dengan tinggi kolom abu sekitar 2000 m diatas puncak.
Sejak saat itu masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari atas puncak gunung. Masyarakat juga diharapkan waspada dengan abu vulkanik dari awan panas maupun letusan eksplosif dan juga bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.
Kemudian satu bulan setelahnya, pada 3 Maret pukul 05.22 WIB Gunung Merapi kembali erupsi dan menyemburkan abu sekitar 6000 m di atas puncak.Masih bulan yang sama terjadi letusan selama 3 hari berturut-turut. Pada 27 Maret pukul 21.46 WIB terjadi erupsi yang berpotensi adanya luncuran awan panas dari reruntuhan kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.
Kemudian pada 28 Maret pukul 19.25 Gunung Merapi kembali mengalami erupsi. Kolom abu terlihat berwarna kelabu dengan ketinggian sekitar 3000 m di atas puncak. Pada 29 Maret pukul 00.15 terjadi erupsi yang menyebabkan produksi kolom abu setinggi 1500 dari atas puncak.
Pada 2 April pukul 15.10 terjadi letusan eksplosif. Terlihat tinggi kolom teramati sekitar 3000 m di atas puncak. kemudian terjadi letusan dibulan yang sama pada 10 April pukul 09.10 WIB dan terlihat kolom abu setinggi 3000 meter di atas puncak.
Pada 21 Juni pukul 09.27 WIB, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 100 detik.
Setelah beberapa bulan tidak menunjukkan ciri-ciri aktivitas, Gunung Merapi kembali aktif pada 5 November. Sejak saat itu Gunung Merapi dinaikkan statusnya dari waspada menjadi siaga level. Artinya jarak bahaya diperluas menjadi 5 km dari puncak Merapi.
Â
Advertisement
Gunung Ili Lewotolok
Gunung Api yang berada di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur tersebut sudah Meletus sebanyak 22 kali selama tahun 2020 ini. Letusan pertama terjadi pada 27 November pukul 05.57 Wita.
Terlihat adanya kolom abu dengan ketinggian sekitar 500 m di atas puncak. Aktivitas tersebut mengakibatkan adanya larangan pendakian, wisata, dan aktivitas manusia diseluruh area dalam radius 2 km dari pusat aktivitas gunung tersebut.
Pada 29 November terjadi erupsi dengan kolom abu setinggi 1400 m di atas puncak yang mengarah ke barat. Satu hari setelahnya, tepatnya pada 30 November pukul 23.20 Wita teramati adanya kolom abu setinggi 700 m di atas puncak.
Pada 1 Desember pukul 03.28 Wita terjadi erupsi dan teramati kolom abu setinggi 1400 m di atas puncak.
Â
Sinabung Sampai Anak Krakatau
Gunung api yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunung tersebut telah mengalami letusan sebanyak 30 kali selama tahun 2020 ini.Letusan pertama terjadi pada Agustus, di mana terjadi letusan sebanyak 11 kali. Letusan tersebut terjadi pada tanggal 8, 10, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, dan 31 Agustus.
Kemudian terjadi erupsi pada 5 September dan terlihat kolom abu berwarna kelabu setinggi 800 m di atas puncak. Setelah letusan tersebut, satu bulan kemudian terjadi 3 kali letusan yaitu pada tanggal 2, 29, 30 November.
Gunung Anak Krakatau
Gunung Api yang berada di Provinsi Lampung ini sudah mengalami 18 kali letusan selama 2020. Aktivitas pertamanya tercatat pada awal tahun, tepatnya 1 Januari pukul 10.45 WIB dengan ketinggian kolom abu sekitar 700 m di atas laut.
Aktivitas tersebut mengakibatkan masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 2 km dari puncak gunung. Masih dibulan yang sama, pada 7 Januari pukul 07.36 WIB terjadi erupsi dengan kolom abu setinggi 200 m di atas puncak.
Pada 15 Januari pukul 10.18 WIB terjadi erupsi namun visual letusan tidak dapat teramati. Pada Februari, tercatat erupsi terjadi sebanyak lima kali. Pada Maret terjadi satu kali erupsi yaitu pada Rabu 18 Maret pukul 12.42 WIB.
Pada April terjadi erupsi sebanyak enam kali, yaitu pada tanggal 10, 11, 13, 14, 16, dan 17 April.
Nurul Kusuma, jurnalis warga, mahasiswi UII Yogyakarta
Advertisement