Sukses

Masker Bawang Tiwai dan Kearifan Lokal Kutai Kartanegara

Yolan Yuliana Devi terpilih sebagai wirausaha muda berprestasi di Kutai Kartanegara setelah berhasil mengembangkan produk masker bawang tiwai.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar lomba Wirausaha Muda Pemula (WMP) Berprestasi tingkat kabupaten. Lomba ini bertujuan menjaring pengusaha muda yang konsisten dalam berusaha dan mengembangkan produknya.

Dari 12 kontestan, 10 peserta terpilih untuk mengikuti tahap akhir yaitu presentasi di hadapan juri yang ditunjuk pada Hari Rabu, 2 Desember 2020, lalu. Ada tiga juri dengan keahlian di bidang masing-masing.

Yolan Yuliana Devi dengan produk Masker Bawang Tiwai terpilih sebagai pemenang. Yuliana yang mulai mengolah Bawang Tiwai sejak tahun 2018 dianggap memiliki konsistensi, manajemen pencatatan yang baik, serta kemasan yang menarik.

Diwawancara usai pengumuman pemenang, Yolan mengklaim produk masker bawang tiwai olahannya adalah masker organik tanpa bahan kimia. Semuanya bahan alami termasuk bahan baku utamanya, bawang tiwai atau lebih dikenal dengan sebutan Bawang Dayak.

“Bahan-bahannya sendiri berasal dari Kota Tenggarong dan diperoleh dari petani lokal. Bahan baku utamanya melimpah di Kutai Kartanegara,” katanya.

Bawang tiwai itu, paparnya, kemudian diolah menjadi bubur dan dicampur dengan rempah-rempah dan bahan-bahan yang juga tanpa bahan kimia. Masker ini sanggup membersihkan jerawat, termasuk jerawat batu sekalipun.

“Tiwai itu manfaatnya untuk jerawat batu dan bruntusan, termasuk juga mencerahkan kulit,” sambungnya.

Selain menjual masker bawang tiwai, Yolan juga piawai membuat masker daun kelor dan masker oatmeal. Ada pula produk handbody dan lulur.

“Lulur ini dari beras ketan yang disangrai kemudian dijadikan bubuk,” ujarnya.

Yolan mengklaim, lulur buatannya berbeda dari lulur yang beredar di pasaran. Meski dibuat lokal tanpa mesin, produk olahannya itu termasuk unggul dari sisi tekstur.

“Kenapa harus beli lulur ke saya? Karena lulur  buatan saya bertekstur kering, tidak basah, tidak mudah basi dan tanpa campuran kopi,” kata Yolan penuh semangat.

Simak juga video pilihan berikut

2 dari 3 halaman

Bantuan dari WMP

Dalam membantu mengembangkan usaha, Yolan mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Klinik Wirausaha Muda Pemula (WMP) garapan Dispora Kutai Kartanegara. Baginya, klinik WMP sangat membantu usahanya untuk berkembang.

Konsultasi dan upaya memasarkan lebih luas dipelajarinya di klinik tersebut. Di WMP, Yolan mengaku banyak mendapat inspirasi dan membuka wawasan soal UMKM.

“Memberi motivasi untuk maju, membuka mata kami sebagai pelaku UMKM, dan berlaku adil untuk semua,” katanya.

Di WMP itu pula Yolan mendapatkan wawasan soal pengembangan kemasan. Dia banyak belajar soal mengemas sebuah produk.

“Sejak saat itu saya punya tim untuk desain, pemasaran, branding. Itu dimulai sejak awal tahun 2019. Di tahun 2019 itu juga saya sudah mulai serius, termasuk bikin ijin usaha,” katanya.

Kini, Yolan sudah punya toko sendiri yang sejak dua bulan terakhir didirikannya. Lokasinya berada di Kompleks Sumarna City Walk, Timbau, Kota Tenggarong.

Meski demikian, pemasaran secara online tetap dilakukan dengan menyasar pembeli yang lebih luas. Pelanggannya pun sudah sampai Surabaya dan Bandung yang membeli dalam jumlah banyak.

Kini Yolan sudah memegang Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atas produk masker bawang tiwai olahannya.

3 dari 3 halaman

Mendidik Wiruasaha Muda

Kepala Bidang Kewirausahaan, Kepemudaan dan Kepramukaan Dispora Kutai Kartanegara Aji Ali Husni menyebut Lomba Wirausaha Muda Pemula sengaja diadakan untuk menjaring wirausaha muda berprestasi. Selain itu juga untuk menjaring dan memberikan perhatian kepada pelaku wirausaha muda yang sudah menekuni usahanya.

“Kita seleksi, siapa sih di antara mereka ini yang berhasil yang menjalankan manajemen, pengemasan, pemasaran yang baik serta komitmen dan konsisten terhadap wirausahanya,” kata Ali.

Pengusaha muda, sambungnya, yang sudah melewati proses itu tergolong berprestasi.

Ali kemudian mengapresiasi keberhasilan Yolan dalam berwirausaha. Konsisten dengan produknya membuat dia terpilih sebagai pemenang pertama lomba tersebut.

“Usaha dilakukan dengan konsisten, kemudian salah satunya mengangkat produk bahan baku kearifan lokal kita. Kemudian Yolan melakukan pencatatan dan promosi yang bagus,” paparnya.

Selain itu, Yolan juga dianggap memiliki konsistensi terhadap usaha yang dilakukan, termasuk komitmen terhadap pengembangan, pengelolaan, hingga promosinya. Kategori penilaian untuk lomba, sambung Ali, berdasarkan petunjuk yang sudah disediakan secara nasional.

Mengenai Klinik WPM, Ali menjelaskan, lembaga itu dibentuk sebagai salah satu tempat pelayanan kepemudaan. Di klinik WPM, para pemuda akan dilatih, mengikuti kursus dan pengembangan wirausaha.

“Termasuk sebagai tempat konseling para pemuda yang di kutai Kartanegara yang mau atau sedang berwirausaha,” katanya.

Klinik WPM menyediakan tenaga ahli serta program. Di Kutai Kartanegara nama programnya adalah Sekam Sharing.

“Selasa Kamis Sharing. Jadi mereka konsultasi di situ, kemudian membahas tentang wirausahanya mau maju, mau mendirikan, mau mengembangkan dan sebagainya,” ujarnya.

Ali menyamakan klinik ini dengan klinik Kesehatan, namun yang dibagas semua hal yang terkait wirausaha.

“Kalau di klinik kesehatan itu dokter, kalau di WPM kita siapkan tenaga ahlinya dari BLK dan LPK,” kata Ali.

Soal perijinan, program di Klinik WPM juga mendampingi pemuda dalam hal perijinan. Salah satu contohnya, kata Ali, Klinik WPM melaksanakan pelatihan yang mendatangkan petugas dari Dinas Perijinan Terpadu Satu Pintu Kutai Kartanegara.

“Mereka langsung buat ijin di situ, jadi tidak perlu ke kantor. Petugasnya yang datang,” ujarnya.

Rencananya, Dispora Kutai Kartanegara akan mendaftarkan usaha Yolan untuk ajang di tingkat nasional. Kearifan local yang ditonjolkan dalam produknya dianggap memiliki nilai jual lebih.