Liputan6.com, Garut - Jalur transportasi darat milik Provinsi Jawa Barat yang menghubungkan kabupaten Garut-Kabupaten Bandung di kecamatan Talegong, Garut, Jawa Barat masih terisolir akibat tertutup material longsor yang terjadi dua hari lalu.
Sekitar 18 rumah tertimbun longsor, sementara 55 rumah lainnya ikut terdampak, akibat musibah alam tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Advertisement
Baca Juga
sementara ratusan warga akhirnya dievakuasi ke SMPN 1 Talegong dan daerah lainnya yang lebih aman.
Warga juga dilarang mendekati area bencana untuk menghindari longsor susulan akibat masih tingginya intensitas hujan saat ini.
Camat Talegong, Kabupaten Garut, Frederico menyatakan, musibah longsor terjadi di beberapa tempat dalam kurun waktu tiga hari terakhir.
“Ada beberapa tempat, namun tidak menimbulkan korban jiwa,” ujarnya, Jumat (4/12/2020).
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Bahaya Longsor Susulan
Berdasarkan data BPBD Garut, longsoran terjadi di Kampung Patok Besi, Pasir Angin, Pasir Erih, Loji dan Kampung Pilar, Desa Sukalaksana.
Kemudian Kampung Bojonghaur dan Kampung Sawah Jeruk, Desa Sukamulya. Khusus Kampung Sawah Jeruk, longsor yang terjadi sekitar 02.30 WIB Kamis dini hari itu, menyebabkan material sepanjang 400 meter, menutup akses jalan yang menguhubungkan Pangalengan-Rancabuaya.
“Dibantu BPBD dan unsur masyarakat lainnya, kami terus berupaya membuka akses jalan,” ujarnya.
Federico memastikan, hingga kini kondisi pengungsi masih aman, seluruh kebutuhan logistik mereka tercukupi sesuai kebutuhan. Beberapa bentuan mulai pakaian, makanan, hingga obat-obatan mulai berdatangan.
Ihwal pergerakan tanah yang masih terjadi, hingga kini ia belum memastikan hingga kapan bisa dinyatakan aman untuk kembali dihuni, sebelum adanya kajian lebih lanjut pihak BPBD dan PVMBG.
Saat ini, longsoran kecil saat hujan tiba masih terjadi. Kondisi itu membuat kemiringan tanah semakin terjal yang berpotensi memicu kembali terjadinya longsor susulan.
Advertisement