Liputan6.com, Bandung - Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan turunnya hujan dini hari hingga siang dengan intensitas sedang hingga tinggi di sejumlah wilayah di Jawa bagian barat, seperti Depok dan Bogor dipicu oleh adanya pembentukan bibit siklon tropis 96S yang berlokasi sangat dekat dengan wilayah di pesisir barat daya dan selatan Jawa bagian barat termasuk provinsi Banten sejak Sabtu (5/12).
Menurut Peneliti PSTA LAPAN Erma Yulihastin, hujan intensitas sedang hingga tinggi ini tak hanya terjadi sejak tengah malam saja. Namun juga cenderung persisten terbentuk sepanjang hari bahkan berhari-hari di sejumlah wilayah di Jawa, dari barat hingga timur.
Advertisement
Baca Juga
"Hal ini disebabkan pergerakan bibit siklon tropis atau disebut juga dengan Tropical Cyclone (TC) 96S yang terjadi secara zonal atau membujur dari barat ke timur," ujar Erma dalam keterangan resminya kepada Liputan6.com, Bandung, Minggu, 6 Desember 2020.
Erma menjelaskan dengan demikian puncak hujan badai yang ditimbulkan pun mengikuti pola tersebut, yang dimulai sejak 5-6 Desember 2020 di bagian barat Jawa. Selanjutnya pada 7-8 Desember 2020 tutur Erma, karena terjadi pergerakan TC ke timur maka puncak hujan badai pun mengalami penjalaran atau perpindahan ke bagian tengah dan timur Jawa dan akan berakhir di wilayah Nusa Tenggara pada 9-10 Desember seiring dengan pergerakan TC yang menuju ke selatan menjauhi wilayah Indonesia.
Erma menyebutkan dampak dari pergerakan TC tersebut meliputi seluruh kawasan di selatan Indonesia, menimbulkan hujan deras yang tak hanya terbentuk secara persisten tetapi juga menjalar atau bergerak ke timur secara cepat, disertai angin kencang yang terjadi di sepanjang pesisir selatan Jawa, Lombok, Bali, dan Nusa Tenggara.
"Pembentukan TC di perairan selatan Jawa ini juga berperan mengaktifkan monsun Asia sehingga suplai kelembapan yang berasal dari Laut China Selatan akan berlimpah dan dapat menimbulkan konvergensi di beberapa wilayah di kawasan pesisir utara Jawa," kata Erma.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Pertumbuhan Awan Hujan
Sementara itu Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta, memantau pertumbuhan bibit siklon tropis dengan kode “96S” yang berada di Samudra Hindia sebelah selatan Banten.
Berdasarkan analisis tanggal 5 Desember 2020 pukul 19.00 WIB, bibit siklon tersebut berada di 8.7 LS dan 105.3 BT, atau sekitar 350 kilometer selatan barat daya Jakarta.
"Saat ini sistem “96S” memiliki tekanan udara minimum di pusatnya sebesar 1005 hPa dengan kecepatan angin maksimum 25 knot atau sekitar 45 km/jam," jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulisnya.
Dari hasil pemodelan cuaca numerik, Guswanto mengatakan bibit siklon tropis “96S” diprakirakan mengalami peningkatan kecepatan angin yang signifikan terjadi pada hari Selasa. Bibit siklon tropis ini berpotensi menjadi siklon tropis pada Selasa malam atau Rabu pagi dengan pergerakan ke arah Tenggara-Selatan menjauhi wilayah Indonesia.
Bibit siklon tropis “96S” ini mengakibatkan pertumbuhan awan hujan yang signifikan di sekitar wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
"Masyarakat diimbau waspada karena diprakirakan daerah-daerah tersebut berpotensi terkena dampak berupa hujan lebat dan angin kencang di sebagian wilayahnya," ungkap Guswanto.
Selain itu Guswanto menuturkan, potensi gelombang laut dengan ketinggian 1,5 – 2,5 meter diprakirakan terjadi di wilayah Perairan Bengkulu. Potensi gelombang laut dengan ketinggian 2,5 – 4 meter diprakirakan terjadi di wilayah Perairan Barat Lampung, Selat Sunda Bagian Barat dan Selatan serta Perairan Selatan Jawa.
Potensi gelombang laut dengan ketinggian 4 – 6 meter diprakirakan terjadi di wilayah Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah. Nelayan dan kapal yang melintas di wilayah perairan tersebut diimbau untuk waspada dan berhati-hati.
"BMKG terus memantau perkembangan bibit siklon “96S” ini. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat menimbulkan dampak seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang," terang Guswanto.
Advertisement