Liputan6.com, Padang - Sebanyak 5 pasangan calon yang diusung Partai PDI Perjuangan (PDIP) untuk Pilkada kabupaten/kota Sumatera Barat 2020, hingga kini terpantau di tiga daerah, PDIP unggul melalui hitungan suara real time KPU.
Tiga daerah tersebut yakni Kabupaten Pasaman, Padang Pariaman, dan Dharmasraya. Di Pasaman, PDIP bersama Partai Golkar, Partai Demokrat, Nasdem, PAN, PPP, PKS, dan PKB mengusung Benny Utama-Sabar AS.
Daerah Dharmasraya PDIP berkoalisi dengan Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PKB, dan PPP mengusung Sutan Riska Tuanku Kerajaan-Dasril Panin Datuk Labuan. Sedangkan, di Padang Pariaman, PDIP mengusung Suhatri Bur Datuak Putih-Rahmang berkoalisi dengan Partai Nasdem dan PAN.
Advertisement
Pantauan Liputan6.com melalui https://pilkada2020.kpu.go.id/ hingga 10 Desember 2020 pukul 16.30 WIB, 3 calon dari PDIP yang tersebut masih memimpin perolehan suara, yakni di Pasaman Benny Utama-Sabar AS memperoleh suara sebanyak 87,2 persen dari 31,82 persen data yang masuk. Pasangan ini diketahui melawan kotak kosong.
Kemudian, di Dharmasraya, pasangan Sutan Riska Tuanku Kerajaan-Dasril Panin Datuk Labuan memperoleh suara 63,8 persen dari 78,49 persen suara yang masuk.
Baca Juga
Untuk Kabupaten Padang Pariaman, calon PDIP juga memimpin perolehan suara, yakni 42,8 persen dari 29,54 persen suara yang masuk.
Sementara, untuk 2 daerah lainnya rekomendasi calon kepala daerah dari PDIP, yakni Kabupaten Sijunjung, Pasaman Barat, dan Padang Pariaman hingga kini perolehan suaranya masih di bawah pasangan calon lain.
Data terakhir untuk Kabupaten Sijunjung, pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung PDIP Ashelfine-Sarikal memperoleh suara 22,2 persen dari 11 persen data yang masuk.
Angka tersebut di bawah pasangan calon Benny Dwifa Yuswir-Iradatillah yang mendapat suara sebanyak 24,9 persen.
Kemudian untuk daerah Pasaman Barat, pasangan calon jagoan PDIP yakni Hamsuardi-Risnawanto mendapat suara 30,2 persen dari 23,40 persen data yang masuk. Pasangan tersebut kalah tipis dari pasangan Yulianto-Syafrial dengan perolehan suara 31,0 persen.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
PDIP Tak Punya Tokoh Representasi Masyarakat Sumbar?
Dalam beberapa kali Pilkada di Sumatera Barat, PDIP selalu menelan pil pahit dengan kekalahan pasangan calon yang diusungnya. Data Indo Barometer beberapa waktu lalu, pencapaian PDIP di Sumbar sejak Pileg 2004 selalu di bawah rata-rata nasional.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qadari menyebut PDIP pada Pemilu 2004 di Sumbar untuk nasional itu dapat 3,5 persen. Tahun 2009, memperoleh 4 persen, kemudian 2014 itu membaik 7,6 persen. Lalu, 2019 turun lagi menjadi 4,9 persen.
Ia menganalisis faktor penyebabnya, menurutnya, PDIP selalu keok karena Sumatera Barat adalah basis Muhammadiyah atau Islam modernis. Sementara, basis sosial politik di Indonesia itu ada dua, yaitu santri kemudian nonsantri.
"Buktinya Sumbar cukup identik dengan Islam modernis yaitu partai yang melekat seperti PAN dan PKS yang hampir selalu menang di Ranah Minang," ujarnya.
Sementara Pengamat Politik dari Universitas Andalas, Dr Asrinaldi menilai karakteristik orang Sumatera Barat dalam menentukan pilihan politiknya itu bukan hanya dari partai, tetapi dari tokoh yang diusung.
"Masyarakat Sumbar saya pikir melihat tokoh, bukan diusung oleh partai apa dan berasal dari daerah mana," katanya.
Jika tokoh yang diusung partai sesuai dengan representasi masyarakat di suatu daerah, Asrinaldi yakin masyarakat juga akan memilih tokoh tersebut meskipun diusung PDIP.
Ia mencontohkan, di Kabupaten Dharmasraya, Sutan Riska yang saat ini unggul dalam perolehan suara sementara dan sebelumnya juga Bupati Dharmasraya yang diusung PDIP bisa mempertahankan eksistensinya.
Artinya, kata dia, PDIP hanya belum menemukan tokoh kader yang tepat untuk bisa dicalonkan di kabupaten dan kota serta provinsi. Ia yakin, jika kaderisasi PDIP atau tokoh yang diusung sesuai dengan representasi masyarakat, maka PDIP bisa berjaya mengalahkan partai lain.
Advertisement