Sukses

Lagi, Pesut Mahakam Muncul di Permukiman Padat Penduduk

Tiga mamalia air tawar, pesut Mahakam, muncul di permukiman padat penduduk di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Sebuah video rekaman amatir yang diunggah warga menunjukkan tiga pesut Mahakam muncul di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini termasuk padat penduduk, kawasan yang sering dihindari mamalia yang juga disebut lumba-lumba air tawar itu.

Dari video amatir tersebut, tampak Pesut Mahakam bermain di antara gulma yang hanyut terbawa arus sungai. Warga yang merekam tampak antusias dan sesekali muncul suara teriakan heboh.

Ukuran pesut yang besar menambah kehebohan warga yang mencoba merekam lebih dekat. Video itu kemudian viral setelah salah satu akun Instagram menguggahnya dan kemudian disebarkan ke Facebook.

Innal Rahman dari Komunitas Save Pesut Mahakam menyebutkan, kemunculan Pesut Mahakam ke arah hilir Sungai Mahakam menandakan air sedang pasang. Tingginya permukaan air membuat mamalia berstatus terancam punah ini memiliki daya jelajah tinggi.

“Itu menandakan air Sungai Mahakam sedang pasang. Itu memang polanya dari dulu seperti itu,” kata Innal, Kamis (11/12/2020).

Ketinggian air pasang, ucapnya, belum bisa diprediksi batasannya untuk meningkatkan daya jelajah Pesut Mahakam. Dalam beberapa kejadian, Innal mencontohkan kemunculan mamalia ini sampai di Kota Samarinda.

“Dua tahun lalu kalau tidak salah, sempat terlihat di Samarinda. Itu saat pasang tinggi,” tambahnya.

Jika Pesut Mahakam muncul ke arah hilir sungai, itu menandakan beberapa kawasan yang menjadi habitat pesut di sekitar Danau Semayang sedang dilanda banjir.

“Kalau banjir, daya jelajahnya lebih jauh ke arah hilir, ke arah Samarinda. Dari dokumentasi, foto-foto yang kami kumpulkan terjauh itu terpantau sampai Jembatan Mahkota 2 di Samarinda,” paparnya.

Simak juga video pilihan berikut

2 dari 2 halaman

Air Pasang, Banyak Jalur Pesut

Innal menjelaskan, saat air sungai surut, jalur perairan di Sungai Mahakam menyempit. Hal ini menyebabkan jalur Pesut Mahakam terganggu dengan kehadiran kapal-kapal besar.

“Kalau air pasang, jalur sungai membesar dan bisa menghindari kapal ponton batu bara. Kalau air surut, jalurnya menyempit dan pesut kesulitan mencari jalur yang menjauhi kapal-kapal itu,” sebutnya.

Meski demikian, kehadiran Pesut Mahakam saat air sungai pasang di Kecamatan Sebulu dan Kecamatan Tenggarong itu masih terhitung normal. Sebab, lalu lintas kapal masih tidak seramai di Samarinda.

“Yang tidak normal itu misalnya air surut, muncul di Tenggarong. Itu yang aneh,” katanya.

Air pasang, katanya, juga menghanyutkan gulma yang tumbuh di hulu sungai. Tanaman gulma terangkat saat air pasang da hanyut ikut terbawa arus sungai ke arah hilir.

“Di bawah tumpukan gulma itu banyak membawa ikan, tidak heran jika muncul pesut seperti bermain di area tersebut,” kata Innal.

Kondisi perairan Sungai Mahakam saat ini memang dalam kondisi pasang. Curah hujan yang tinggi membuat kawasan di sekitar Danau Semayang dan Danau Melintang alami pasang air.

Di beberapa danau yang sempat surut beberapa bulan terakhir, banyak ditumbuhi tanaman gulma. Saat ini gulma, warga setempat menyebutnya napung, sedang hanyut terbawa arus sungai.

Gulma bisa menutupi jalur sungai sehingga mengganggu aktivitas warga. Namun di sisi lain, gulma ini juga mendatangkan ikan yang banyak.