Sukses

Lembaga Dakwah NU Garut: Setop Dakwah Berisi Ujaran Kebencian dan Provokatif

Dakwah yang mengandung hasutan dan provokasi dengan menyudutkan TNI-Polri, justru membingungkan masyarakat dan berpotensi memecah belah bangsa.

Liputan6.com, Garut - Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Cabang Garut, Jawa Barat mengimbau masyarakat, untuk menjauhi pihak tertentu yang kerap menyebarkan dakwah kebencian, permusuhan, dan selalu menyudutkan TNI-Polri, dalam upaya memecah belah bangsa.

"Dakwah yang selalu diajarkan baginda Rasul itu justru penuh kasih sayang, sebagai Islam yang rahmatan lil alamin," ujar Ketua PC LDNU Garut KH Lukmanul Hakim, Rabu (16/12/2020).

Menurutnya, dakwah santun yang disampaikan para dai, mubalig, ustaz, dan kiai di tengah masyarakat, penting untuk memberikan pemahanan keagamaan dan kebangsaan bagi mereka.

"Sudah bukan zamannya lagi dakwah penuh kebencian yang justru tidak mengajarkan teladan yang baik bagi masyarakat," ujarnya.

Ia menilai dakwah provokatif seperti menyudutkan TNI-Polri yang berupaya menegakkan hukum di masyarakat, kerap digunakan pihak tertentu untuk memecah belah bangsa.

"Bagi kami NKRI adalah harga mati, itu adalah amanat dari para tokoh bangsa ulama terdahulu," kata dia.

Selain itu, di tengah musibah Covid-19 yang tengah berlangsung saat ini, kehadiran ulama dan para pendai yang menyejukkan umat dengan ajakan dakwah bisa lebih menguatkan ketauhidan.

"Sekali lagi mohon masyarakat lebih bijak dan tidak termakan isu hasutan yang bisa memecah belah bangsa," ujar dia mengingatkan.

Menyikapi fenomena tersebut, ujar Lukman, PC LDNU Garut akhirnya mengeluarkan pernyataan sikap mengajak umat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Pertama, mendukung kinerja dan tindakan tegas aparat TNI-Polri, demi tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kami percaya dengan profesionalisme kinerja TNI-Polri dalam menangani seluruh kasus yang berpotensi merongrong kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.

Kedua, meminta semua pihak, menahan diri dari ajakan pihak tertentu yang berpotensi menimbulkan keresahan dan memecah belah persatuan bangsa.

Ketiga, hindari kerumunan massal yang berpotensi menimbulkan terjadinya lonjakan penyebaran Covid-19 secara masif.

"Maklumat ini kami sampaikan sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam menjaga keuntuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," dia menegaskan.

Simak juga video pilihan berikut ini: