Sukses

Unik, Azan 4 Masjid di Cirebon Dikumandangkan Lebih dari Seorang Muazin

Azan tak hanya menjadi salah satu syarat panggilan ibadah bagi umat Islam sebelum melaksanakan ibadah solat wajib tetapi sudah menjadi tradisi di Cirebon.

Liputan6.com, Cirebon - Azan merupakan panggilan ibadah bagi umat Islam atau kumandang lafaz Allah untuk mengajak salat. Pada umumnya, azan dilaksanakan oleh seorang muazin (orang yang mengumandangkan azan).

Akan tetapi, di Cirebon ada beberapa masjid mengumandangkan azan lebih dari satu muazin. Tepatnya pada azan sebelum salat Jumat. Berikut beberapa masjid di Cirebon yang azan sebelum salat Jumat dikumandangkan lebih dari satu muazin beserta dengan makna filosofisnya:

Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Cipta Rasa yang terletak di Alun-alun Keraton Kasepuhan ini merupakan salah satu masjid yang ada di Cirebon dengan ritual azan pada Salat Jumat dikumandangkan lebih dari satu orang. Yakni, dilaksanakan dengan tujuh muazin atau lebih terkenalnya dengan sebutan Azan Tujuh atau Pitu.

Dalam versi legenda, tujuh muazin masjid agung tersebut memaknai peristiwa Menjangan Wulung (seseorang yang yang tidak menginginkan Islam berkembang di Cirebon). Saat itu, ada seseorang yang sedang melaksanakan salat di masjid tersebut dan kemudian meninggal dunia. Konon, menjangan wulung ini memiliki kemampuan yang bisa mengeluarkan racun.

Oleh karena itulah, para wali mengadakan musyawarah dan kemudian mendapat petunjuk untuk melaksanakan azan dengan tujuh orang sebagai bentuk usaha untuk mengalahkan menjangan wulung. Kemudian ketika azan tersebut dilaksanakan maka menjangan wulung kalah.

Dalam versi lain, masjid cipta rasa adalah masjid negara yang dulu tidak ada pengeras suara dan masjidnya tidak dibangun Menara. Alasan dilaksanakannya azan dengan tujuh orang itu supaya menjadi lebih keras dan lebih indah dengan intonasi suara yang berbeda. Tujuh itu simbol bahwa dalam satu minggu ada tujuh hari, dengan maksud agar menjadi umat Nabi yang taat dalam melaksanakan salat setiap harinya.

2 dari 4 halaman

Masjid Kramat Ki Buyut Kebagusan

Masjid Kramat Ki Buyut Kebagusan merupakan salah satu masjid bersejarah di Desa Sitiwinangun Kabupaten Cirebon. Nama masjid ini diambil dari petilasan Raden Ratna Gumilang atau yang lebih dikenal dengan Syekh Dinurja.

Akan tetapi, masyarakat sekitar memanggilnya dengan sebutan Ki Buyut Kebagusan karena beliau selalu memperbaiki perilaku di lingkungan sekitar maupun kehidupannya sehari-hari. Konon, masjid ini dibangun sekitar abad ke-12 masehi.

Sementara, masjid Kramat Ki Buyut Kebagusan memiliki keunikan sejarah, yaitu azan sebelum salat Jumat dilaksanakan oleh empat orang muazin.

Makna dari azan dengan empat muazin ini adalah simbol dari empat mazhab, yakni Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'I, dan Imam Hambali. Dalam syiar Islam yang dibawakan oleh 9 wali merujuk kepada empat mazhab tersebut.

3 dari 4 halaman

Masjid Agung Kramat Ki Buyut Trusmi

Masjid Agung Kramat Ki Buyut Trusmi merupakan masjid yang terletak di kompleks pemakaman Buyut Trusmi Kabupaten Cirebon. Tempat peziarahan yang dibangun sekitar abad ke-14 oleh Ki Buyut Trusmi.

Di antara keunikan sejarah pada masjid Agung Kramat Ki Buyut Trusmi ini adalah azan sebelum salat Jumat dikumandangkan oleh tiga muazin. Makna dari azan tiga muazin ini adalah sebagai simbol bahwa derajat manusia itu terdiri dari tiga unsur.

Di antaranya adalah Iman, Islam, dan Ihsan. Ketika seseorang sudah mengimani (memercayai), maka dia akan masuk Islam. Kemudian setelah Islam, dia akan Ihsan. Ketiga hal ini akan mengarah kepada golongan yang beriman dan bertakwa.

4 dari 4 halaman

Masjid Dog Pesambangan Ing Ratu

Masjid Dog Pesambangan Ing Ratu terletak di kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon. Masjid tersebut konon dibangun sekitar abad ke-14 masehi.

Masjid Dog Pesambangan Ing Ratu ini merupakan salah satu masjid yang azan sebelum salat Jumat dilaksanakan lebih dari satu muazin, yakni empat muazin.

Makna dari azan empat muazin ini sama seperti dengan masjid Kramat Ki Buyut Kebagusan, yakni sebagai simbol empat mazhab; Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Imam Hambali.

Empat masjid yang telah disebutkan di atas adalah masjid utama yang memiliki perbedaan dalam mengumandangkan azan. Artinya azan yang dilaksanakan oleh empat masjid tersebut jika dihitung maka akan bertemu dengan angka 9. Angka tersebut memaknai wali songo atau sembilan wali.

Azan 7 pada masjid Agung Cipta Rasa, ditambah azan 4 pada masjid Kramat Ki Buyut Kebagusan, ditambah azan 3 pada masjid Agung Kramat Ki Buyut Trusmi, ditambah azan 4 pada masjid Dog Pesambangan Ing Ratu, jika dijumlahkan hasilnya 18. Angka 1 dan angka 8 pada jumlah 18 tersebut, jika ditambahkan maka akan menghasilkan angka 9 (1+8=9).

Itulah salah satu peninggalan kearifan dari wali songo dalam mensyiarkan Islam di Cirebon dan hal tersebut masih dilaksanakan sampai saat ini.

 

Penulis: Rokibullah, Citizen Journalist, Mahasiswa KPI IAI Bunga Bangsa Cirebon