Sukses

Nelangsa Warga Saat Banjir di Cilacap Tambah Tinggi, 1.567 Orang Mengungsi

BPBD Kabupaten Cilacap bersama instansi terkait lainnya masih mendata kerusakan dan kerugian akibat bencana banjir maupun longsor yang melanda

Liputan6.com, Cilacap - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengemukakan jumlah pengungsi akibat banjir di sejumlah wilayah kabupaten itu bertambah meskipun daerah yang terdampak telah berkurang.

"Berdasarkan pendataan yang kami lakukan, jumlah pengungsi di berbagai wilayah yang masih tergenang bertambah menjadi 508 keluarga yang terdiri atas 1.567 jiwa, sedangkan rumah yang terdampak banjir tercatat sebanyak 11.618 unit," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy, didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Heru Kurniawan di Cilacap, Rabu.

Ia mengakui wilayah terdampak banjir telah berkurang seiring dengan surutnya genangan di sejumlah desa.

Sebelumnya, tercatat sebanyak 35 desa di 12 kecamatan yang dlanda banjir dan saat ini masih ada 25 desa di tujuh kecamatan.

"Ke-25 desa yang masih terdampak banjir berada di Kecamatan Sidareja, Kedungreja, Bantarsari, Gandrungmangu, Majenang, Kampung Laut, dan Patimuan," katanya, dikutip Antara.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Dampak ke Pertanian

Lebih lanjut, Kabid Kedaruratan dan Logistik Heru Kurniawan mengatakan pihaknya telah menyalurkan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan warga yang mengungsi di sejumlah lokasi.

Selain itu, kata dia, BPBD Kabupaten Cilacap bersama instansi terkait lainnya masih mendata kerusakan dan kerugian akibat bencana banjir maupun longsor yang melanda sejumlah wilayah Cilacap akibat hujan lebat yang terjadi pada Minggu (13/12) sore hingga Senin (14/12) dini hari.

"Kami masih melakukan asesmen terhadap kerugian akibat bencana tersebut karena data masih berkembang," katanya.

Selain merendam rumah dan fasilitas umum, banjir di Cilacap juga merendam ribuan hektare sawah. Salah satunya di Ciklapa, Kecamatan Kedungreja, Cilacap.

Nisah, seorang warga sudah pasrah dengan kondisi itu. Padinya yang baru berumur sekitar lima hari terendam tiga hari. Kata dia, jika rendaman lebih dari sepekan, hampir dipastikan mati.

Dia sendiri mengungsi ke rumah Mantan Sekdes. Sebab, rumahnya sudah terendam lebih dari satu meter dan menyebabkan dinding jebol.

"Ini saya mau nengok ayam saya. Nggak tahu masih hidup apa sudah mati," ucap Nisah, di Ciklapa.

Kondisi ini juga terjadi di Kecaman Sidareja, Patimuan, Gandrungmangu, dan sejumlah kecamatan lain. Rendaman masih tinggi dan menyebabkan tanaman padi terancam mati.