Sukses

Ritual di Bali Saat Pandemi Covid-19

Penderita Covid-19 di Bali 16012 orang, masih dalam perawatan 940 orang. Warga Bali menjalankan ritual mengikuti protokol.

Liputan6.com, Denpasar - Budaya, tradisi, berikut ritual-ritual adat serta keagamaan menambah pesona Bali sebagai destinasi wisata internasional. Semuanya itu menambah taksu Bali. Taksu adalah istilah di Bali untuk menggambarkan semacam daya, kekuatan atau kharisma.

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, tidak menyurutkan semangat warga Bali untuk tetap menjalan ritual-ritual. Ritual keagamaan juga bermanfaat mengumpulkan sanak kerabat yang tinggalnya berjauhan.

Pelaksanaan ritual selama pandemi juga sedikit berbeda dibanding kondisi normal. Pelaksanaannya mengikuti protokol kesehatan demi mencegah penyebaran.

“Proses membuat upakara dan upacaranya berjalan seperti biasa, hanya jumlah orangnya dibatasi,” kata Ketut Wira Kesuma, salah satu kelihan atau pengurus banjar/desa di Bali.

Masyarakat Bali tetap berupaya untuk menjalankan tradisi dan ritual-ritual mereka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Mereka mengikuti ritual dengan membatasi jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Setiap daerah pun juga memiliki peraturan sendiri-sendiri.

“Untuk acara lainnya seperti pernikahan, maupun pengabenan masih dilaksanakan. Sebagai warga banjar tentu tetap hadir karena sebagai kewajiban, proses kehadiran pun dengan perlengkapan kesehatan yang ada,” kata Ketut.

Dia menandaskan pandemi tidak bisa dijadikan alasan untuk menghentikan warisan turun-temurun masyarakat Bali. Tentu kesehatan juga harus diutamakan.

Meski kondisi pandemi, proses ngopin kalau ada hajatan atau ritual masih dilaksanakan sesuai dengan keputusan desa/banjar masing-masing. Ngopin adalah istilah di Bali untuk kegiatan warga saling bantu.

“Kami tetap menggunakan masker, jaga jarak dan menjaga kebersihan diri,” kata Marta Dewi, salah satu warga.

Data Dinas Kesehatan Bali menunjukkan per 17 Desember 2020, penderita Covid-19 di Bali secara akumulatif 16012 orang, yang sembuh 14596, pasien meninggal 476, dan yang masih dalam perawatan 940 orang.

Penulis: I Gusti Agung Cahyani Arantika, campus citizen journalist, mahasiswa LSPR Bali