Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Api Semeru, Jawa Timur masih tinggi. Status gunung api pada Level II atau Waspada mengalami erupsi tidak menerus.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, erupsi yang dihasilkan gunung api berketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) yaitu eksplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.
Advertisement
Baca Juga
"Namun ini hal biasa, apalagi pada gunung api yang berada pada level di atas normal. Gunung Semeru statusnya masih tetap di level II (Waspada)," ujar Kasbani kepada Liputan6.com, ditulis di Bandung, Sabtu, 19 Desember 2020.
Kasbani mengatakan berdasarkan pantauan sehari terakhir, secara visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah nihil dengan cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur dan selatan.
Kasbani menyebutkan rekaman seismograf pada 18 Desember 2020 tercatat Gunung Api Semeru terjadi 12 kali gempa letusan atau erupsi, 11 kali gempa guguran, 10 kali gempa hembusan, enamkali gempa tremor harmonik, dua kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik lokal, empat kali gempa tektonik jauh dan sekali getaran banjir.
"Aktivitas vulkanik Gunung Semeru memang masih relatif tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh data visual maupun instrument. Gempa vulkanik bisa terkait denga peretakan batuan di kedalaman yang mengindikasikan adanya suplai magma dari dalam," jelas Kasbani.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Jarak Aman
Masih tingginya aktivitas vulkanik Gunung Api Semeru, PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM mengingatkan kembali kepada masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak empat Kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Masyarakat juga harus mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini ungkap Kasbani, akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
"Masyarakat agar menjauhi pula atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," sebut Kasbani.
Kasbani menambahkan ancaman lahar yang harus diwaspadai yaitu di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru. Mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
Untuk keselamatan jalur penerbangan (VONA) masih berwarna oranye yang diterbitkan pada tanggal 13 Desember 2020, pukul 05.45 WIB. Pada waktu itu, abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4.176 mdpl atau sekitar 500 meter di atas puncak.
Advertisement