Sukses

Saatnya Generasi Milenial Tak Malu Budi Daya Sayuran dan Lele

Hampir 2 tahun terakhir bersama beberapa anak milenial dan perempuan desa, Deeby Momongan merintis sebuah gerakan membangun sektor Pertanian Integratif di Desa Tumani Kecamatan Maesaan, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulut.

Liputan6.com, Manado - Dengan konsep dari desa membangun negeri, Deeby Momongan berinisiatif membangun kembali sektor pertanian sebagai penyokong perekonomian. Menariknya, dia menggandeng generasi milenial di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulut, untuk melirik kembali sektor pertanian.

Hampir 2 tahun terakhir bersama beberapa anak milenial dan perempuan desa, Deeby Momongan merintis sebuah gerakan membangun sektor Pertanian Integratif di Desa Tumani Kecamatan Maesaan, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulut.

Deeby berharap kelak gerakan ini bisa menyumbang pencapaian Sustainable Development Goals (SDG's) dan dapat memberi dampak pada pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi desa.

"Bermodalkan kemauan keras menyumbang sesuatu untuk konsep pembangunan berkelanjutan dari pedesaan, kami membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) kaum milenial bernama Wanua Cintalink Semesta atau WCS," ungkap Deeby.

Dia menuturkan, dalam kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT), perjuangan awal Pokdakan ini mendapatkan bantuan 20 unit bioflok untuk budidaya ikan lele dan nila sistem bioflok terpadu dengan sayuran organik. Kamis (17/12/2020) lalu, usaha budi daya ikan lele bioflok mulai panen.

"Kita bersyukur, kerja keras anak-anak milenial ini bisa membuahkan hasil, panen ikan lele," ujarnya.  

Kepala BPBAT Tatelu Fernando Simanjuntak STPi berkenan melakukan panen perdana didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minsel Ir Alexander Sonambela MSi.

"Dari 10 kolam ikan lele bioflok diperkirakan bisa panen mencapai 2 ton. Padahal, ini baru tahap pembelajaran awal, tapi sudah sukses," ujar Fernando.

Generasi milenial yang siang dan malam bekerja keras merasa bangga karena kerja cerdas mereka diapresiasi oleh Kepala BPBAT Tatelu.

Sedangkan, Alexander menyatakan rasa syukur dan kebanggaan bahwa ada anak-anak milenial yang mulai tertarik memasuki sektor kerja yang sudah ditinggalkan oleh kebanyakan orang.

"Rupanya budidaya sistem bioflok dengan teknologinya yang canggih sesuai dengan dunia kaum milenial," ujarnya.

Bukan hanya mendapat dukungan sarana prasarana budidaya sistem bioflok, Pokdakan Milenial WCS ini juga didukung oleh KKP dengan bantuan mesin pembuat pakan dan bahan bakunya.

Dirjen Pakan dan Obat Kementerian KP melalui Maikel Eman menyatakan bahwa pemerintah, dalam hal ini KKP, tertarik membantu Pokdakan WCS karena digerakkan oleh kaum milenial.

"Ini sangat strategis, kenapa? Karena merekalah yang harus kita persiapkan menjadi SDM penyedia bahan pangan masyarakat termasuk di Minahasa Selatan di masa mendatang," ujar Maikel.

Simak juga video pilihan berikut: