Liputan6.com, Serang - Kapolres Lebak, AKBP Ade Mulyana memastikan lokasi wisata Gunung Luhur atau yang lebih dikenal sebagai 'Negeri Di Atas Awan' dipastikan tutup selama libur tahun baru. Bahkan perayaan pergantian malam tahun baru, dilarang dilokasi wisata yang masuk ke Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.
"Seperti kita ketahui bersama wisata Gunung Luhur tempat tujuan favorit para wisatawan, terutama malam pergantian tahun baru dan menurut informasi, tempat wisata itu hari ini akan ditutup oleh pengelola," kata Kapolres Lebak, AKBP Ade Mulyana, melalui siaran pers resminya, Minggu (27/12/2020).
Advertisement
Baca Juga
Kapolres Lebak juga mengecek penjagaan di destinasi wisata pemandian air panas, yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). Lokasi wisata itu berada di Kecamatan Cipanas, yang daerahnya sempat terkena bencana banjir bandang dan tanah longsor pada 01 Januari 2020, atau saat malam pergantian tahun.
"Saya melakukan kunjungan ke pospam wisata pemandian air panas dan wisata negeri di atas awan, dalam rangka mengecek kesiapan personel dalam pengamanan Natal dan malam tahun baru," terangnya.
Ade Mulyana mengimbau masyarakat tidak merayakan malam pergantian tahun baru dengan bepergian ke lokasi wisata hingga berkerumun. Selain menjaga protokol kesehatan, juga menghindari terjadinya bencana alam seperti yang terjadi di awal tahun 2020, di Kabupaten Lebak, Banten.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Bencana Alam Dahsyat 1 Januari 2020
"Kami menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Lebak dan sekitarnya, agar pada malam pergantian tahun tidak merayakan di tempat-tempat wisata, karena menimbulkan kerumunan, yang rentan akan tersebarnya virus Covid-19. Sekaligus antisipasi adanya banjir dan tanah longsor, mengingat saat ini masih musim penghujan," jelasnya.
Perlu diketahui, pada 01 Januari 2020, enam kecamatan di Kabupaten Lebak, yaknk Sajira, Maja, Cipanas, Curug Bitung, Cimarga, dan Lebakgedong, diterjang banjir bandang dan tanah longsor.
Bahkan, akses jalan dan lokasi wisata Gunung Luhur tidak luput dari tanah longsor. Akibatnya, 10 orang dinyatakan meninggal dunia, dan satu lainnya dinyatakan hilang.
Dahsyatnya bencana alam itu membuat 3.227 Kepala Keluarga (KK) mengungsi, 3.206 bangunan rusak, 1.410 rumah rusak berat, 1.110 rumah terendam lumpur. Disusul rusaknya 27 kantor pemerintahan, 28 unit jembatan rusak dan jalan amblas hingga 40 centimeter.
Sedangkan menurut Menko PMK Muhadjir Effendy pada Selasa, 07 Januari 2020, sempat menyatakan ada 200 jembatan yang hilang terbawa derasnya banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten.
Advertisement