Sukses

Langkah Ekstrem 8 Wilayah di Jateng untuk Cegah Covid-19 pada Malam Tahun Baru

Ada delapan kabupaten kota di Jateng yang menutup total dan menutup sebagian destinasi wisatanya selama libur akhir tahun dan tahun baru

Liputan6.com, Semarang - Tidak ingin penyebaran Covid-19 masif, enam kabupaten dan kota di Jawa Tengah lakukan langkah ektrem pada tahun baru. Keputusan penutupan obyek wisata dilakukan untuk menghindari kerumunan dan plus kedatangan wisatawan yang berpotensi membawa Covid-19.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinoeng N Rachmadi menerangkan ada delapan Kabupaten yang menutup destinasi wisata ada di jalur pantai utara dan selatan, baik menutup total atau menutup sebagian objek wisata.

Di pantura penutupan dilakukan Kabupaten Pemalang, Rembang, Kudus, Jepara dan Demak. Adapun daerah selatan penutupan dilakukan olah Kabupaten Wonogiri serta dua Kabupaten lain yakni Klaten dan Purworejo.

"Ada delapan Kabupaten/Kota yang menutup total dan menutup sebagian destinasi wisatanya selama libur akhir tahun dan tahun baru,” katanya.

Penutupan semua maupun sebagian tempat wisata, dinilai sebagai langkah positif antisipasi yang dilakukan pemerintah kabupaten untuk memutus penularan Covid-19.

“Kami mengapresiasi langkah itu karena ini untuk menjaga timbulnya klaster baru penularan Covid-19 di tempat-tempat wisata," kata Sinoeng, Senin (28/12).

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Awas Pelanggaran Protokol Pencegahan Covid-19

Sinoeng menerangkan, Kabupaten Demak yang memiliki dua objek wisata, semuanya ditutup. Diikuti Jepara dengan sembilan objek wisata, Kudus 17 tempat wisata ditutup semuanya, Purworejo 27 objek wisata ditutup semuanya, Rembang 10 daya tarik wisata ditutup semuanya dan Wonogiri dari 17 daya tarik wisata ditutup semuanya.

"Pemalang ditutup sebagian yakni dari 19 daya tarik wisata, ditutup tiga dan Klaten yang juga ditutup sebagian. Total ada 86 dari 690 daya tarik wisata di Jateng yang ditutup," jelasnya.

Penutupan itu dilakukan di destinasi wisata yang dikelola pemerintah. Sementara untuk destinasi lain yang tidak ditutup adalah destinasi yang dikelola swasta.

"Semuanya harus ketat dalam penerapan protokol kesehatan. Masyarakat silakan melaporkan kami jika menemukan ada destinasi wisata yang melanggar protokol kesehatan, seperti tidak dilakukan pembatasan pengunjung, sarana prasana tidak dipenuhi dan ketaatan protokol kesehatan diabaikan,” katanya.

“Akan kami tindaklanjuti dan dilakukan tindakan tegas berupa penutupan. Jika tidak ditutup sendiri,"  dia menegaskan. 

3 dari 3 halaman

Peran Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan kepada seluruh masyarakat untuk tidak membuat acara keramaian saat libur tahun baru. Masyarakat dihimbau tetap di rumah saat perayaan pergantian tahun itu.

"Kita semua sudah sepakat, bahwa tahun baru tidak boleh ada perayaan. Semuanya saya minta di rumah, dan kepolisian sudah sepakat akan melakukan tindakan tegas jika masyarakat masih melakukan aktivitas yang menimbulkan keramaian itu," ujar Ganjar.

Ganjar juga meminta masyarakat untuk membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan bertahan diri di rumah. Pasalnya, saat ini kasus Covid-19 masih ada peningkatan tinggi.

"Ayo kita jaga kesehatan diri dan keluarga dengan cara tetap di rumah. Bupati/Wali Kota saya ucapkan terimakasih karena selama ini sudah aktif dengan menutup tempat-tempat keramaian dan memperketat protokol kesehatannya,” katanya.

Ganjar juga meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk terus sosialisasi agar tidak ada warga yang menggelar acara yang mengundang kerumunan pada akhir tahun ini.

"Itu akan sangat membantu untuk kita bisa mengatasi persoalan yang ada saat ini," ucapnya.