Sukses

Catat Sejarah Penerbangan, Pesawat Komersial Mendarat di Bandara Ngloram Blora

Pendaratan pesawat milik maskapai penerbangan Nam Air berkapasitas penumpang 70 mendarat di Bandara Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Blora - Menjadi catatan sejarah penerbangan Bandara Ngloram sejak terakhir beroperasi tahun 1984 lalu, di penghujung tahun 2020 ini, pesawat komersial ATR 72 berhasil mendarat.

Pendaratan pesawat milik maskapai penerbangan Nam Air berkapasitas penumpang 70 orang itu, sebagai bukti penerbangan (Approving Flight) di Bandara Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Rabu (30/12/2020).

Sekitar pukul 07.58 WIB, Pilot Kapten Kurniawan Akbar bersama Co Pilot Musanif Renggo, berhasil mendaratkan pesawat dengan membawa 10 orang dalam rombongan Staf Ahli Menteri Perhubungan Chris Kuntadi.

Pendaratan itu sekaligus sebagai bukti kelayakan Bandara Ngloram untuk beroperasi.

"Kalau tidak layak, tidak mungkin ada pendaratan pesawat. Dan sudah siap untuk penerbangan komersil," ujar Staf Ahli Menteri Perhubungan Chris Kuntadi.

Dia menyampaikan, untuk saat ini, jenis pesawat ATR 72 sudah cukup untuk melayani masyarakat dengan rute Cepu-Surabaya, Cepu-Semarang, dan Cepu-Jakarta. Tarif tiket, lanjut dia, nanti akan dibicarakan dan ditentukan dengan pihak maskapai.

"Tentunya harganya wajar. Kalau bisa untuk awal harga tiketnya bisa disubsidi oleh pemerintah daerah. Kepala Bandara Ngloram juga bertanggung jawab melakukan lobi ke maskapai lain seperti Citilink dan Wings Air," tandasnya.

Pada kesempatan itu, Bupati Blora Djoko Nugroho menyampaikan, supaya masyarakat bisa membuka akses ke bandara. Pihaknya bakal menyosialisasikan kepada masyarakat.

"Ini daya tarik yang luar biasa. Apa pun akan kita pertaruhkan. Bandara harus terus kita bangun dan yang lain sementara mengalah dulu," ujar Djoko Nugroho.

Termasuk Akses dari Pertigaan Desa Mulyorejo menuju Bandara Ngloram bakal diperlebar dengan konstruksi cor beton. "Anggaran sudah ada," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bandara Dewadaru Karimunjawa yang juga membawahi Bandara Ngloram menjelaskan, dengan mendaratnya pesawat reguler ATR 72 bukan berarti perjuangan selesai.

Menurutnya, ini adalah awal. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan lobi dengan Wings Air dan Citilink.

"Target ke depan bisa membuka rute Surabaya-Ngloram (Cepu)," kata dia.

Pihaknya menyampaikan, permohonan maaf kepada masyarakat, terkait dengan kedatangan pesawat tidak dipublikasikan. Sebab, ada kekhawatiran bisa menimbulkan kerumunan. Terlebih, saat ini masih dalam masa pandemi covid 19.

"Dikhawatirkan ada klaster baru. Insya Allah Bandara Ngloram bisa beroperasi pada tahun 2021," ujarnya.

 

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Bandara Ngloram 35 Tahun Tak Ada Penerbangan

Bandara Ngloram yang dibangun pada era Orde Baru tersebut sempat beroperasi pada tahun 1980-1984 merupakan bandara khusus. Artinya, bandara yang hanya digunakan untuk melayani kepentingan sendiri dalam menunjang kegiatan pokok.

Diketahui, pada masanya Bandara Ngloram digunakan hanya untuk kepentingan Pertamina EP, Pusdiklat Migas, dan dosen Akamigas. 

Bandara Ngloram adalah salah satu bandara di Indonesia yang dibangun untuk tujuan memaksimalkan pengelolaan minyak dan gas bumi. Dalam dunia penerbangan internasional, nama resmi Bandara Ngloram adalah Ngloram Air Strip.

Fungsi utamanya adalah mengangkut para pengajar dan periset di bidang minyak dan gas bumi menuju Pusat Pengembangan Tenaga (PPT) Perminyakan dan Gas Bumi di Kecamatan Cepu.

Setelah dilakukan pembangunan tahap pertama, akhirnya pada awal Januari 2020 lalu, untuk pertama kali dilakukan uji coba dengan pesawat kalibrasi. King Air B200 GT milik Kementerian Perhubungan.