Liputan6.com, Bandung - Mengayuh sepeda bagi sebagian kalangan dilakoni untuk mobilitas ke tempat tujuan. Bonusnya, tentu bisa sebagai salah satu bentuk upaya menjaga kesehatan. Namun, bagi Reza Adhiatma (30), selain untuk mencari nafkah, dengan menggenjot pedal sepeda, Reza juga ingin pelanggannya bahagia. Mengapa demikian?
Baca Juga
Advertisement
Reza merupakan salah satu dari puluhan orang yang kesehariannya bekerja sebagai bike messenger atau kurir pengantar paket menggunakan sepeda di Bandung, Jawa Barat. Semuanya dia lakukan dengan mengayuh pedal dan menggendong tas berbobot maksimal sembilan kilogram.
Reza menceritakan, dirinya mengayuh sepeda hampir setiap hari kerja, Senin sampai Jumat. Saban hari, ia harus bersiap mendengar bunyi klakson kendaraan yang begitu memekakkan telinga. Seolah tak sabar, menyuruhnya menepi karena menghalangi jalan kendaraan bermesin itu.
Tak hanya itu, matanya juga ikut bekerja mengawasi sekeliling. Reza menyadari, menjadi pengendara sepeda memaksanya untuk terus berkonsentrasi.
"Sebagaimana umumnya di kota besar, jalanannya selalu ramai. Tapi di situ tantangannya menjadi kurir sepeda," ucap Reza kepada Liputan6.com, Kamis (31/12/2020).
Di tengah banyaknya kurir yang menggunakan mesin roda dua untuk mengantarkan paket atau barang, Reza yang merupakan anggota Westbike Messenger hadir di Bandung dengan sepeda sebagai kendaraan yang digunakan.
Westbike Messenger sendiri menekankan konsep environmental friendly atau ramah lingkungan. Sejak 2016 lalu, Westbike Messenger bersama PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) meluncurkan JNE Eco-Courier. Program tersebut awalnya diikuti puluhan kurir sepeda beratribut serta seragam khusus di Jakarta.
Kemudian, komitmen JNE dalam memberikan kualitas pelayanan prima kepada seluruh pelanggan setia serta menggalakan kampanye kepedulian terhadap lingkungan tersebut mulai disebar ke berbagai kota termasuk Bandung.
"Saya sendiri sudah menjadi kurir sepeda di Westbike Messenger sejak 2014 di Jakarta. Kemudian, 2016 ada program kerja sama dengan JNE. Di Bandung, saya ikut menyosialisasikan adanya kerja sama tersebut," ucap Reza.
Setelah bolak-balik Jakarta dan Bandung, sejak 2018 lalu, Reza meneguhkan diri menjadi kurir sepeda di Bandung. Umumnya, jasa kendaraan ramah lingkungan tersebut digunakan sebagai pengantar barang untuk memasuki wilayah pemukiman, kawasan industri, dan perkantoran. Sebut saja di bilangan Riau, Merdeka, dan Braga.
"Kalau lagi kerja di lapangan, kadang ada lagi ramai kadang lagi sepi. Pagi hari biasanya mengantar makanan, kalau agak siang lebih ke antar paket," ujarnya.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
100 Paket Sehari
Sebagai kurir sepeda, Reza menawarkan pengiriman paket VVIP dengan jaminan dua jam sampai dan VIP yang sampai pada hari yang sama. Rata-rata dalam sehari bisa 100 paket berupa dokumen yang ia antarkan.
"Untuk paket bisa sampai 100 per hari. Satu alamatnya bisa beberapa paket. Jadi sekitar jam 3 sore itu sudah selesai kerjanya," ujarnya.
Untuk mengirimkan paket, Reza biasa menggendong tas yang cukup luas untuk membawa barang. Sejauh ini ia biasa mengirimkan berupa dokumen, paket seperti CD bahkan makanan.
"Bagi saya pribadi lebih senang ketika mengantar paket untuk orang dan orangnya senang. Kita yang antar paket dan dihargai. Mereka yang bahagia terima paket, kita serasa dapat apresiasi," katanya.
Saat menjadi kurir sepeda, Reza juga tak memiliki kendala saat mengirimkan paket. Bahkan dalam beberapa kesempatan lebih lancar bila dibandingkan harus menggunakan sepeda bermotor.
"Untuk jam tertentu bisa dibilang kurir sepeda lebih cepat dibandingkan kendaraan bermotor. Mungkin sepeda kecepatannya tidak terlalu cepat tapi tidak akan terkena macet di jalanan," dia mengatakan.
Reza mengaku tak masalah bila harus mengantarkan paket yang cukup jauh sebab memang pada awalnya ia menyukai dunia sepeda. Justru ia lebih senang jika keberadaan kurir sepeda lebih dikenal banyak orang mulai dari perkantoran untuk hingga UMKM di bidang kuliner.
"Di situ kita jadi lebih dikenal lagi sama pebisnis rumahan yang baru bahwa da jasa kurir sepeda. Jadi tambah semangat lagi," tuturnya.
Sementara itu, Presiden Direktur JNE, M Feriadi mengatakan bahwa kerja sama dengan Westbike Messenger (WMS) memberikan banyak manfaat. Era digital saat ini menuntut perusahaan jasa pengiriman ekspres untuk dapat lebih cepat dalam mendistribusikan paket. Dengan peningkatan performa dalam hal waktu pengantaran, maka dampaknya pun akan besar dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Beberapa wilayah di perkotaan adalah area yang memiliki aktivitas ekonomi yang bernilai tinggi, bahkan sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, strategi untuk tetap dapat mengantarkan paket pelanggan di area-area tersebut dengan pelayanan prima, harus terus dijalankan dan tantangan yang menyebabkan perlambatan proses distribusi harus diatasi," kata Feriadi.
Manfaat besar selanjutnya hasil dari kerjasama JNE dengan WMS adalah semakin terbukanya lapangan pekerjaan.
"Di Jakarta saat ini jumlah SDM kurir JNE-WMS adalah sebanyak 45 orang. Di tahun 2019, rencananya akan ditambah menjadi sekitar 50 sampai dengan 60 orang. Ini suatu peluang kerja bagi masyarakat, bahkan juga bagi para penyandang disabilitas," ujarnya.
Selain itu, penggunaan sepeda sebagai salah satu moda transportasi dalam pengantaran paket para pelanggan merupakan bentuk peran serta JNE terhadap kampanye kepedulian lingkungan. Dengan langkah ini, JNE ingin turut serta dengan berbagai pihak dalam aksi nyata mengurangi polusi udara karena sepeda adalah moda delivery transportation yang zero emission.
Advertisement