Sukses

16 Telur Ular Piton Ditemukan di Pekarangan Rumah Warga Sragen

Tidak hanya menemukan telurnya, warga juga berhasil menangkap induk ular piton itu.

Sragen - Sebanyak 16 butir telur ular sanca kembang atau piton ditemukan di pekarangan rumah warga Dukuh Buduran, RT 004, Desa Kalikobok, Kecamatan Tanon, Sragen, belum lama ini.

Tidak hanya menemukan telurnya, warga juga berhasil menangkap induk ular piton itu pada pertengahan Desember 2020 lalu. Ketua Exalos Indonesia Regional Sragen, Candra Giri, yang lebih akrab dengan sapaan Ucank, mengatakan 10 dari 16 butir telur [ular](https://www.liputan6.com/tag/ular "") itu sudah menetas.

Sementara enam butir lainnya tidak bisa menetas karena sudah rusak. Dari 10 anakan ular yang baru keluar dari cangkang, delapan ekor mampu bertahan hidup sampai saat ini. Sisanya, dua anakan ular piton yang ditemukan di Tanon, Sragen, itu mati.

"Ular itu menetas tidak bersamaan. Sekarang panjang anakan ular itu sekitar 30 cm. Anakan ular piton itu masih saya simpan karena belum waktunya dirilis (dilepas ke alam)," ujar Ucank kepada Solopos.com, Minggu (3/1/2021).

Anakan ular tersebut masih memiliki cadangan makanan dalam tubuh mereka sehingga hewan melata itu belum memakan mangsa. Menurut Ucank, biasanya anakan ular mulai makan setelah mengalami pergantian kulit.

"Anakan ular piton itu akan tetap saya rawat sampai ia siap untuk mencari makan sendiri," ucapnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya di Solopos.com.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kobra Jawa

Selain ular piton berikut 16 telurnya, Exalos Indonesia Regional Sragen juga mengevakuasi ular kobra jawa di sebuah kandang ayam warga Desa Tangkil, Sragen. akhir Desember lalu. Ular kobra itu belum sempat memakan ayam warga.

Warga yang menyadari keberadaan ular kobra itu lantas meminta bantuan Exalos Indonesia Regional Sragen untuk mengevakuasi ular berbisa itu.

Saat proses evakuasi ular, Exalos Indonesia Regional Sragen juga memberi edukasi kepada masyarakat terkait penanganan ular dan menjaga kelestarian ekosistem.

"Edukasi kami anggap penting. Dengan pemahaman dan pengetahuan tentang ular, kami harapkan masyarakat tidak panik. Warga tahu apa yang harus mereka lakukan sehingga ular itu tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain," ucap Ucank.

Â