Liputan6.com, Makassar - Polisi menyebut dua terduga teroris yang ditembak mati yakni MR dan SA, terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Gereja Katolik, Jolo, Filipina pada Januari 2019. Keduanya terpaksa ditembak mati oleh Densus 88 Anti Terorisme di rumah mereka yang berada di Jalan Boulevard, Cluster Biru, kompleks perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Bhiringkanaya, Kota Makassar pada Rabu (6/1/2021) sekitar pukul 06.00 Wita karena melakukan perlawanan.Â
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik yang berada di Filipina itu diketahui memiliki hubungan keluarga dengan dua terduga teroris yang ditembak mati oleh Densus 88 Anti Teroris ini.Â
Advertisement
Baca Juga
"Dari hasil penyelidikan awal bahwa kedua pelaku ini jaringan dari JAD (Jemaah Ansharut Daulah) yang memiliki keterkaitan dan keterlibatan dengan pelaku pengeboman gereja di Jolo, Filipina," kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Witnu Urip Laksana, Rabu (6/1/2021).Â
Witnu menyebutkan bahwa rumah tempat tinggal MR dan SA telah lama diduga menjadi tempat aktivitas yang berkaitan dengan tindak pidana terorisme.Â
"Hasil sementara lidik ada dugaan rumah ini digunakan untuk aktivitas terorisme," terang.Â
Hingga saat ini tim gabungan dari Densus 88 Anti Teroris, Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar masih melakukan penyisiran di sekitar rumah dua terduga teroris tersebut.Â
"Masih dalam pengembangan lebih lanjut oleh rekan-rekan Densus 88," jelas Witnu.
Sementara itu, jenazah MR dan SA saat ini telah berada di Rumah Sakit Bhayangkara. Witnu mengatakan bahwa jenazah kedua terduga teroris itu akan menjalani autopsi.Â
"Saat ini kedua jenazah sedang diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara," ucapnya.Â