Sukses

Tangis dan Harapan Nenek yang Anak dan 2 Cucunya Penumpang Sriwijaya Air

Nanik tidak bisa tidur setelah mendengar kabar mengenai kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang ditumpangi oleh anaknya Rahmania Ekananda (40), cucunya Fazila Amara (6) dan Fatima Asalim (2,5 tahun), serta pengasuh cucunya, Dinda (16)

Liputan6.com, Kediri - Keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang tinggal di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berharap ada keajaiban dari Allah SWT sehingga seluruh penumpang dan kru pesawat yang pada Sabtu (9/1) jatuh di wilayah Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, bisa selamat.

"Saya masih berharap ada keajaiban dari Allah, mudah-mudahan bisa ketemu anak cucu saya," kata Nanik Mardiyah, ibu dari Rahmania Ekananda, penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182, saat ditemui di rumahnya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri, Minggu.

Satu anak dan dua cucu Nanik serta seorang perawat yang membantu mengasuh sang cucu ada dalam daftar penumpang pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC yang terbang dari Jakarta menuju Pontianak pada Sabtu (9/1) siang.

Nanik tidak bisa tidur setelah mendengar kabar mengenai kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang ditumpangi oleh anaknya Rahmania Ekananda (40), cucunya Fazila Amara (6) dan Fatima Asalim (2,5 tahun), serta pengasuh cucunya, Dinda (16).

Nanik awal bulan lalu datang ke Jakarta karena rindu dengan cucunya dan menginap beberapa hari di rumah anak pertamanya, Rahmania.

Suami Rahmania adalah anggota TNI Angkatan Udara yang bertugas di Lanud Supadio Pontianak, Kalimantan Barat. Rahmania dan anak-anaknya lebih banyak tinggal di Jakarta karena masa tugas suaminya di Pontianak hanya dua tahun.

Selama berada di Jakarta, Nanik melihat anaknya selalu tersenyum dan berusaha untuk menyenangkan hatinya. Nanik mengatakan bahwa Rahmania memang berencana mengunjungi suaminya di Pontianak bersama dua anak dan pengasuh anaknya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Menelpon Menantu di Pontianak

"Dua hari lalu kirim foto swab test, dua anak dan satu pengasuh, jadi empat-empatnya negatif. Besoknya (Sabtu) kirim foto sudah di ruang tunggu bandara di Cengkareng (Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta). Foto anaknya di ruang tunggu," katanya dengan suara bergetar, dikutip Antara.

Nanik sempat menanyakan jadwal keberangkatan pesawat yang ditumpangi oleh anaknya. Setelah menurut jadwal anaknya sampai di Pontianak, dia berusaha menghubungi anaknya namun gagal tersambung.

Pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 16.00 WIB, Nanik berhasil menghubungi menantunya, yang menerima panggilan telepon sambil menangis.

"Jam 16.00 WIB saya telepon suaminya, karena kan posisi di bandara mau menjemput anak dan istri. Tapi suaminya menerima telepon sambil menangis, saya tanya ada apa, dan dijawab pesawatnya hilang kontak," kata dia.

Nanik pun langsung memantau siaran berita di televisi mengenai pesawat Sriwijaya Air dan pada waktu Magrib televisi menyiarkan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak.

Di rumahnya di Pare, Nanik berdoa sambil menunggu kabar mengenai penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ 182 yang menerbangi rute Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Sabtu (9/1) pukul 14.36 WIB.

Keberangkatan pesawat itu tertunda dari jadwal semula pukul 13.35 WIB karena faktor cuaca.

Pesawat Boeing 737-500 yang membawa 50 penumpang dan 12 kru itu dilaporkan hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB di posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki.