Sukses

Ucapan Natal Terakhir Pramugari Sriwijaya Air SJ182 untuk Keluarga di Bali

Salah satu korban pesawat hilang Sriwijaya Air SJ182 adalah pramugari asal NTT yang tinggal di Denpasar, Bali. Ia adalah Mia Tresetyani Wadu, wanita 23 tahun yang baru saja meryakan ulang tahunnya pada 29 November lalu itu masuk daftar manifest korban pesawat itu.

Liputan6.com, Denpasar Pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) membawa penumpang sebanyak 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 12 kru pesawat. Hingga berita ini diturunkan belum ditemukan korban selamat dari hilangnya pesawat tersebut.

Salah satu pramugari Sriwijaya Air SJ182yang menjadi korban adalah Mia Tresetyani Wadu yang baru merayakan ulang tahun ke 23 tahun pada 29 November lalu. Wanita cantik anak bungsu dari 2 bersaudara itu terakhir pulang ke rumahnya di Gang Tirta Gangga, Panjer, Denpasar Selatan, Bali pada Bulan September lalu.  

"Waktu Hari Raya Natal 2020 kemarin sempat video call. Terakhir ketemu sekitar bulan September," Kata perwakilan keluarga, I Nyoman Gingsir Atmajaika kepada Liputan6.com di rumah duka, Minggu (10/1/2021).

Gingsir melanjutkan, sebelum terbang kemanapun Mia pasti akan menyempatkan menghubungi sang ibu. Seperti yang dilakukannya sebelum Mia terbang dengan pesawat Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak tersebut. "Biasanya sebelum dia (Mia) terbang pasti telpon mamanya. Awal dengar kabar dari rekan-rekannya Mia yang telpon ke Ardy (kakak Mia). Kami yakin Mia jadi korban karena namanya masuk daftar salah satu kru pesawat yang hilang," tutur dia.

 

2 dari 2 halaman

Berharap Segera Ditemukan

Gingsir menambahkan, keponakannya tersebut sejak kecil sudah sangat aktif dan sangat cerdas. Ia melanjutkan apapun keadaan Mia bisa segera ditemukan.

"Awalnya kita masih belum percaya, tapi setelah ada info dari pihak maskapai dan daftar manifest baru kami percaya bahwa Mia menjadi salah satu korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh itu. Semoga segera ada titik terang dan Mia segera bisa ditemukan," ujarnya dengan sesekali mengusap air mata.

Gingsir mengaku berharap ada keajaiban untuk Mia bisa ditemukan dalam keadaan selamat. "Hal-hak terbaik kita masih harapkan. Tapi kita harus realistis dan keluarga sudah ikhlas. Jika dalam waktu dekat diperlukan kehadiran keluarga untuk proses lanjutan, pihak maskapai akan memfasilitasi. Nanti kakaknya Mia yang akan mewakili," Kata dia.