Sukses

Kisah Bayi 6 Bulan dan Keluarga Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182

Ibu dan tiga anaknya menjadi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada Sabtu, 9 Januari 2021 kemarin. Mereka bernama Arneta Fauzi (39), Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) dan Faou Nontius Zai yang masih berusia 6 bulan.

Liputan6.com, Serang - Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak meninggalkan cerita duka bagi keluarga penumpang pesawat itu dan juga semua orang. Terlebih, dalam manifes pesawat itu tercatat, ada bayi yang turut menjadi korban.

Dialah Faou Nontius Zai, bayi berusia 6 bulan asal Kota Serang, Banten. Faou bersama kedua kakaknya, Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2), dan ibunya Arneta Fauzi (39) turut menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu, 9 Januari 2021.

Yayuk, ART Arneta, menceritakan pertemuan terakhir dirinya dengan Arneta dan ketiga anaknya. Sebelum berangkat ke bandara Soekarno-Hatta (Soetta), kata Yayuk, Arneta sempat meminta dibuatkan sup dan makan dengan sangat lahap.

"Sebelum pergi, dia kasih uang ke saya Rp100 ribu, buat jajan katanya, saya titip rumah ya (kata ART menirukan ucapan korban). Terus dia dandan, medok, pas mau pergi itu dia nyanyi," kata ART korban, Yayuk, ditemui di rumahnya, Serang, Senin (11/01/2021).

Kepergian Arneta dan ketiga anaknya ke Pontianak untuk menemui suaminya, Yaman Zai, yang bekerja sebagai pelaut. Mereka berangkat ke Bandara Soetta pada Sabtu pagi, sekitar pukul 08.30 WIB. 

Sampai di bandara, Yayuk mengatakan kalau wajah Arneta pucat dan tidak sempat pamitan dengan dirinya. Sedangkan, kedua anak korban yang juga menjadi penumpang Sriwijaya Air SJ182 melambaikan tangan kepadanya.

"Dia bilangnya mau menyusul suami. Pergi sama anaknya, saya ikut antar ke bandara, anaknya tiga," dia menjelaskan.

Dari rumahnya di Perumahan Taman Lopang Indah, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, Arneta membawa jam tangan sebagai hadiah untuk suaminya, tetapi sepatunya untuk suaminya malah tertinggal.

Yayuk mengetahui ada yang tidak beres dengan perjalanan Arneta dan ketiga anaknya ketika suami Arneta menanyakan keponakannya yang tinggal di rumah Arneta, mengapa hingga sore dia belum mendapat kabar pesawat yang ditumpangi istri dan anak-anaknya tiba di Pontianak. Karena khawatir, Yayuk menyalakan televisi dan melihat ada kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182.

"Bapaknya telepon ponakannya, (terus saya bilang) coba setel (nyalakan) televisi , eh iya itu di tv ada," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Sempat 2 Kali Gagal Berangkat

Sebelum kejadian itu menimpa, Arneta beserta ketiga anaknya, dua kali gagal berangkat menemui Yaman Zai karena hasil tes antigen belum juga keluar. Setelah dinyatakan bebas Covid-19, korban pun berangkat menemui suaminya. Namun, pesawat yang ditumpanginya mengalami musibah di tengah perairan Kepulauan Seribu.

"Mama Umu (panggilan Arneta) itu sudah dua kali mau pulang. Ibu itu orang baik, anaknya juga baik-baik. Semoga ada mukjizat ya," tuturnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mengaku turut berbelasungkawa dan sudah mengirimkan tim ke rumah duka di Perumahan Taman Lopang Indah, Kelurahan Unyur, untuk meminta data dan membantu keluarga korban mendatangi posko crisis centre.

"Pemerintah Kota (Serang) turut berbela sungkawa, turut berduka cita atas meninggalnya satu keluarga, sekarang sudah mengirim tim ke domisili. Untuk menanyakan yang sebenarnya, data. Insya Allah akan ada bantuan dari pemerintah," kata Wali Kota Serang, Syafrudin, kepada awak media, Senin (11/01/2021).