Sukses

Mengintip Cara TNI dan Suku Kemak Cegah Covid-19 dengan Ritual Adat

Ada yang menarik dari aksi Satgas Yonif Raider khusus di pos Asualit, bersama warga di Dusun Woetu Desa Umaklaran Kacamatan Tasifeto Timur, Belu, Busa Tenggara Timur. Mereka berkolaborasi mencegah C0vid-19 secara ritual adat.

Liputan6.com, Denpasar - Personil Satgas Pamtas Yonif Raider Khusus 744/Syb Pos Asulait bersama warga masyarakat Suku Kemak di Dusun Woeutu Desa Umaklaran Kecamatan Tasifeto Timur Belu,Nusa Tenggara Timur, menggelar ritual adat mencegah Covid-19. 

Dansatgas Pamtas Yonif Raider Khusus 744/Syb Letkol Inf Alfat Denny Andrian mengatakan pada Hari Minggu (17/1/2021) pihaknya bersama masayarkat Suku Kemak menggelar upacara adat atau ritual adat untuk mengusir Covid-19 dari wilayah desa mereka di Kabupaten Belu,Nusa Tenggara Timur.

"Kebiasaan adat dan ritual masing-masing wilayah sampai saat ini memang masih menjadi kepercayaan di banyak wilayah Indonesia. Kita akui negara kita yang kaya akan adat istiadatnya dan merupakan warisan leluhur yang selalu dijaga dengan baik. Salah satunya Suku Kemak ini," katanya kepada Liputan6.com, Senin (18/1/2021).

Menurutnya, warga masyarakat di Suku Kemak masih sangat percaya dengan ritual-ritual adat yang dilakukan untuk mencegah wabah pandemi Covid-19 merebak di wilayah mereka. 

"Seperti pada suku Kemak yang menggelar ritual adat lokal guna mencegah penularan virus corona yang dilaksanakan di Dusun Woeutu Desa Umaklaran Kecamatan Tasifeto Timur Belu,Nusa Tenggara Timur," ucap dia. 

Ia melanjutkan, ritual dimulai dengan cara penduduk perempuan dan anak-anak berkeliling desa meminta uang koin dan uang kertas kepada tiap-tiap kepala keluarga (KK), selain uang mereka juga menumpulkan beras dan ayam dari penduduk. 

"Setelah itu langsung dibawa ke hutan pemali untuk di buat ritualnya di Batu Pemali. Menurut kepercayaan warga Suku Kemak semua ayam beras di masak di hutan dan ditambahkan sesajian untuk diberikan kepada leluhur.

 

2 dari 2 halaman

Berharap Sinergi TNI dan Suku Kemak Terus Terjalin

"Selanjutnya, uang koin serta uang kertas tersebut diisi darah ayam dan sirih pinang kemudian dibuang di tempat pemali. Melalui ritual tersebut harapannya virus Covid-19 akan jauh dari kita," ucapnya.

Sementara itu, Tomas Pelu (72) yang merupakan seorang Kepala Suku Kemak yang tinggal di Dusun Woeutu Desa Umaklaran Kecamatan Tasifeto Timur menjelaskan jika cara itu sudah dianjurkan secara turun temurun dari para leluhur, ditambah dengan sejumlah modifikasi perkembangan zaman, cara tersebut dinilai ampuh sebagai pembasmi kuman dan penyakit serta memerangi Virus Corona.

”Kita dari awal selalu mematuhi peraturan pemerintah dengan cara pake masker,mencuci tangan itu adalah hal yang baik yang harus kita pedomani bersama agar kita terhindar dari Covid-19. Namun ritual adat juga kita buat sesuai kepercayaan warga Desa Umaklaran untuk mencegah Covid-19." tuturnya

Sementara itu, masyarakat Umaklaran yang berusaha melawan Covid-19 dengan menggelar ritual adat suku kemak ini merupakan bentuk permohonan agar memperoleh perlindungan dari para leluhur penjaga kampung agar membantu menjauhi virus Corona dari lingkungan mereka dan kabupaten Belu secara umumnya.

Di sisi lain, ucapan terima kasih pun disampaikan dari Marten Buti(30)selaku kepala Dusun Woeutu yang merasa bangga dengan kehadiran pratu Osias Ono personel pos Asulait yang bersama masyarakat melaksanakan ritual adat mencegah Covid-19.

"Harapan kami agar kedepan jalinan tali silahturahmi yang terjalin baik ini antara masyarakat dengan pos Asulait selalu terjaga." harapnya