Liputan6.com, Kebumen - SY (52) tengah menanggung beban pikiran yang tak ringan. Ada hal yang sangat prinsipil baginya namun terabaikan. Namun, tentu saja tak ada yang menyangka, beban pikiran itu membuat SY berpikir bunuh diri.
Siang dan malam warga Desa Kedungwinangun Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen itu tak berhenti memikirkannya. Ia memikirkan hari pernikahan putranya yang telah ditetapkan.
Advertisement
Baca Juga
Ada bahagia dalam ketetapan itu, bahwa putranya akan menikah. Namun ada pula yang membebaninya. Ketetapan tanggal itu tak sesuai dengan weton atau perhitungan tanggal Jawa.
Ia gusar, tak enak makan dan tak nyenyak tidur. Suatu hari, pada sepertiga malam ia beranjak dari peraduan.
Ia sempat pamit ke istrinya, SL (47), hendak ke kamar mandi. Namun hingga setengah jam, ia tak kembali ke kamar. Ternyata, SY bunuh diri.
"Suami awalnya pamit mau pergi ke belakang sekitar pukul 03.00 WIB. Namun sudah berselang waktu 30 menit tak kunjung kembali," kata Iptu Sugiyanto, Kepala Subbagian Humas Polres Kebumen yang juga Plh Kapolsek Klirong, Senin (25/1/2021).
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Dugaan Keluarga
SL merasa ada yang tidak beres dengan suaminya. Ia kemudian menyusul ke kamar mandi. SL terkejut ketika menemukan suaminya sudah keadaan menggantung di dapur.
SL berteriak histeris. Terikan itu mengundang tetangganya datang ke rumahnya. Warga kemudian melaporkan ke Polsek Klirong.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara anggota polsek setempat bersama dengan INAFIS Polres Kebumen, tidak ada tanda mencurigakan yang mengarah ke tindakan pidana.
"Berdasarkan bukti-bukti di lapangan yang kami peroleh, kuat dugaan yang bersangkutan sengaja gantung diri," ujar Sugiyanto.
Dari penuturan keluarga, dalam waktu dekat kedua putranya akan naik ke pelaminan. Diduga SY mengakhiri hidupnya karena beban pikiran yang dipicu waktu pernikahan putranya tidak sesuai dengan hitungan penanggalan Jawa.
Â
Advertisement