Liputan6.com, Palu - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah, berencana memasang alat peringatan dini likuefaksi atau tanah bergerak di sejumlah titik di Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Pemasangan alat itu adalah yang pertama di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Dua daerah itu, dipilih menjadi lokasi pemasangan alat deteksi likuefaksi, lantaran pernah dilanda bencana tersebut pada 28 September 2018 lalu.
Menurut Kepala Sub Bidang Kesiapsiagaan BPBD Sulawesi Tengah, Ashrafudin, alat tersebut saat ini sedang dibuat dan diuji di Universitas Tadulako. Rencananya, ada 8 alat peringatan dini yang akan dipasang tahun 2021 ini.
Mengenai titik pasti pemasangan, pihak BPBD Sulteng masih menunggu survei geospasial dari Badan Geologi.
"Akhir tahun 2021 kami targetkan 8 titik di Palu dan Sigi sudah dipasangi alat tersebut. Rencananya dipasang di tempat publik agar peringatan cepat sampai ke warga," Kepala Sub Bidang Kesiapsiagaan BPBD Sulawesi Tengah, Ashrafudin, menjelaskan, Selasa (26/1/2021).
Ashrafudin mengatakan, pemasangan alat deteksi dini khusus likuefaksi tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. Alat tersebut bekerja dengan mengeluarkan sirene jika mendeteksi gerakan dan perubahan suhu tanah.
Bencana likuefaksi yang menimbulkan korban jiwa dan materi yang dipicu gempa pernah terjadi di Kota Palu dan Sigi pada September 2018. BNPB mencatat lokasi terdampak parah yakni Kelurahan Balaroa dan Petobo, Kota Palu, ada sekitar 3.000 rumah rusak. Sedangkan, di Sigi, kerusakan parah terjadi di Desa Jono Oge dan Sibalaya Selatan. Â