Liputan6.com, Ende - Sejumlah pelajar di Desa Romarea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus berjuang ekstra demi bisa mengikuti sekolah daring atau online.
Pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak pada sendi kehidupan masyarakat, termasuk bidang pendidikan di wilayah terpencil itu.
Advertisement
Baca Juga
"Belajar dengan memanfaatkan jaringan internet, memunculkan masalah tersendiri bagi anak-anak yang tinggal di wilayah yang minim akses teknologi, seperti jaringan listrik, minimnya jaringan internet serta tidak memiliki ponsel," ungkap Kepala Dusun rowombojo, Desa Romarea, Gaspar Kae, Selasa (26/1/2021) lalu.
Dikatakannya saat mengikuti pembelajaran daring, para siswa yang ada di Desa Romarea harus berjalan jauh mencari tempat yang sinyalnya kuat.
Ia mengatakan belajar di rumah secara daring tidak efektif diterapkan di dusun di wilayah itu karena minim jaringan internet.
"Jangankan buka google, telepon saja susah, ada siswa di desanya yang tidak memiliki ponsel. Untuk bisa ikut pembelajaran secara online, siswa tersebut harus menunggu sampai temanya selesai belajar dan mengerjakan tugasnya," kata Gaspar.
Kendala lain yang dialami para siswa di daerah itu adalah terbatasnya listrik. Pasalnya, desa Romarea merupakan salah satu desa di Kabupaten Ende yang belum dialiri listrik PLN.
"Untuk penerangan kita menggunakan genset, belum ada PLN. Ada warga yang masih pakai pelita," katanya.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Pilihan Berikut:
Advertisement