Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat, Gunung Merapi mengalami 52 kali gempa awan panas guguran. Sebanyak 31 kali awan panas guguran yang dikeluarkan, memiliki jarak luncur 1.600-3.000 meter ke arah barat daya.
Catatan tersebut merupakan data sehari penuh pada Rabu (27/1/2021) kemarin, hasil pantauan petugas pengamatan gunung api (PGA) kepada PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Kasbani, selain awan panas guguran juga teramati empat kali guguran dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya.
Advertisement
"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 20 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur, tenggara dan selatan," ujar Kasbani, menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Kamis (28/1/2021).
Kasbani mengatakan, melalui rekaman seismograf pada 27 Januari 2021, Gunung Merapi tercatat pula mengalami 274 kali gempa guguran, 11 kali gempa hembusan, sembilan kali gempa hybrid atau fase banyak, lima kali gempa vulkanik dangkal dan sekali gempa tektonik jauh.
Terus meningkatnya aktivititas Gunung Merapi, Kasbani menerangkan prakiraan daerah bahaya aktivitas vulkanik Gunung Merapi meliputi Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari) Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.
"Untuk Provinsi Jawa Tengah berada di Kabupaten Magelang, Kecamatan Dukun, Desa Ngargomulyo sepeti di Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar. Kemudian di Desa Krinjing tepatnya di Dusun Trayem, Pugeran, Trono serta Desa Paten atau di Babadan 1, Babadan 2," kata Kasbani.
Kasbani menambahkan daerah lainya di Provinsi Jawa Tengah antara lain, Desa Tlogolele, Dusun Stabelan, Takeran, Belang. Ditambah Desa Klakah, Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur dan Desa Jrakah, Dusun Jarak, Sepi Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Desa lainnya lanjut Kasbani, adalah Desa Tegal Mulyo, Dusun Pajekan, Canguk, Sumur. Kemudian Desa Sidorejo, Dusun Petung, Kembangan, Deles serta Desa Balerante, Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
"Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB. Gunung api Merapi (ketinggian 2.968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 21 Juni 2020 dengan tinggi kolom erupsi 6.000 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu," terang Kasbani.
Kasbani mengimbau penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. Sedangkan bagi pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
"VONA (peringatan jalur penerbangan) terakhir terkirim kode warna orange, terbit pada tanggal 9 Januari 2021, pukul 09.29 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.168 m dpl atau sekitar 200 meter di atas puncak," sebut Kasbani.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.