Liputan6.com, Garut - “Bu Bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri dalam menjual produk sendiri, terutama menghadapi warga sekitar,” tanya Undang, salah satu peserta sarasehan warga binaan Pertamina Geothermal Energi (PGE) Area Karaha, Garut -Tasikmalaya, Jawa Barat.
Pertanyaan petani kopi Talaga asal Garut itu terdengar sederhana, namun ia mengaku minder saat menjajakan produk olahannya, terutama di tengah masyarakat sekitar, yang sudah terbiasa menggunakan produk lama dengan harga yang terbilang lebih murah.
Hal senda disampaikan Aas, peserta lainnya yang berasal dari desa Cinta. Potensi pengolahan sampah yang ia jalankan cukup potensial, namun kerap terbentur rendahnya semangat warga binaan.
Advertisement
“Saya sendiri bersyukur telah menjadi warga binaan PGE Area Karaha sejak lama, namun itu tadi memang tidak mudah (menghadapi kritikan),” ujar Aas.
Baca Juga
Demikian gambaran singkat curhatan warga binaan PGE Area Karaha dalam kegiatan ‘Saresehan Kelompok Binaan - PGE Karaha’ yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Area Manager PGE Karaha Andi Joko Nugroho mengatakan, pelaksanaan sarasehan yang dilaksanakan di bulan perdana tahun ini, diharapkan mampu menjadi pelecut bagi seluruh warga binaan perusahaan.
“Yang lebih penting tentu kami berharap warga binaan ini bisa lebih maju, berkembang dan mandiri,” ujarnya, Rabu (27/1/2021) lalu.
Menurutnya, seluruh program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina yang diberikan saat ini, merupakan program berkelanjutan yang terus diberikan Pertamina.
“Istilahnya kami siap berikan pancingnya tapi bukan ikannya,” kata dia.
Menurutnya, potensi alam sekitar area Karaha cukup melimpah, sehingga menjadi modal bagi masyarakat untuk berkembang.
“Saya lihat ada kopi Karaha, begitu pun kopi talaga yang rasanya sangat enak,” ujar dia.
Kemudian potensi tenun sutera, hingga produk alam lainnya yang cukup potensial untuk dikembangkan seluruh masyarakat yang berada di ring satu binaan PGE Area Karaha.
“Makanya kami sengaja datangkan bu Yanti karena selama ini telah banyak bersinergi dengan kami,” kata dia.
Dengan pengalaman yang dimiliki dalam mengoptimalkan potensi alam sekitar, kehadiran salah satu tokoh inisiator dan motivator perempuan itu bisa memberikan banyak manfaat.
“Mungkin bisa sharing pengalaman, motivasinya untuk meningkatkan produktifitas, hingga jiwa kepemimpinan atau leadershipnya sehingga menghasilkan local hero berikutntya,” kata dia.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Tips Sukses
Yanti Lidiati, motivator sekaligus lokal hero tingkat nasional 2018 binaan Pertamina PGE Area Kamojang menyatakan, butuh tekad ekstra untuk mandiri dan bebas dari ketergantungan perusahaan yang selama ini membantu mereka.
“Jangan banyak mengeluh, sebab dengan banyak mengeluh berarti tidak pernah bersyukur,” ujarnya.
Perempuan Inisiator Indonesia 2020 ini mengatakan, pembinaan yang diberikan Pertamina memiliki batas tertentu, sehingga para warga binaan dipacu untuk selalu meningkatkan kualitas.
“Mau sampai kapan akan dibantu PGE Karaha, dibantu camat dan kepala desa, ingat kemandirian itu tumbuhnya harus dari kita bukan dari yang lain,” ujar Yanti mengingatkan.
Menurutnya, bantuan yang diberikan PGE Unit Karaha tidak selalu diidentikan dengan uang, sehingga kelas motivasi yang diberikan hari ini, diharapkan mampu meningkatkan motivasi untuk maju dan mandiri.
“Jangan selalu mengejar uang, ibu bapak sekalian kalau kita terus ngejar uang capek, angka tidak ada batasnya, mau sampai kapan kita kejar uang,” ujarnya.
Ketua PKBM An-Nur Ibun tersebut berharap, dengan banyaknya bantuan yang diberikan, seluruh warga binaan PGE Karaha bisa maju dan berkembang.
“Kita sebagai mitra, kalau punya produk, tolong dong nilai, kalau ada dikoreksi ya jangan marah, masukan adalah aset kita untuk berkembang,” ujarnya memompa semangat.
Calon Doktor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu kemudian memberikan tips sukses yang selalu ia jalankan sejak pertama kali memulai usaha tiga dekade lalu.
“Salah satu kesuksesan marketing itu adalah public speaking, saya berikan tips suksesnya ya?,” tanya dia.
Pertama, Percaya diri. Kedua, Menguasai konten yang akan disampaiakan kepada masyarakat atau konsumen. Ketiga, gerakan tubuh yang mampu mengajak dan mengundang orang lain untuk bergabung.
Keempat, pemilihan kata-kata yang mampu meyakinkan agar produk kita bisa diterima masyarakat. Kelima, menguasai intonasi, sehingga mereka mampu memahami apa yang akan disampaikan.
“Ingat ya bu, saya menilai orang bukan dari apa yang digunakan, tapi dari apa yang bisa diperbuat,” ujar Yanti memompa semangat para peserta yang hadir.
Advertisement
Bantu Buka Pasar
Sementara itu, Camat Karang Tengah Yanti Sugiharti menyatakan, melihat banyaknya potensi alam sekitar yang dikembangkan warga binaan PGE Are Karaha, lembaganya siap untuk membuka pasar bagi mereka.
“Memang salah satu kendala utamanya adalah pemasaran yang masih konvensional,” kata dia.
Untuk mendukung rencana itu, seluruh produk yang dihasilkan warga binaan, segera berinivasi terutama dalam pengemasan yang lebih menarik minat konsumen.
“Melihat potensi alam, kami sangat optimis untuk mengembangkan produk makanan jadi,” kata dia.
Kepala Desa Cinta Goas Hamdani berharap, kehadiran tokoh inovator nasional perempuan seperti Yanti, mampu memberikan spirit bagi warga. “Secara kultur area binaan Kamojang dan Karaha itu tidak terlalu jauh beda, semoga kerja sama ini terus bertahan dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat,” kata dia.
Sebagai perusahaan energi milik negara, masyarakat Cinta yang berada di ring satu perusahaan Pertamina, siap memberikan dukungan termasuk menjaga fasilitas instalasi vital negara tersebut.
“Ini (kerjasama) bukan hal baru, kami berharap jangan sampai ada pendemo yang bisa mengganggu jalannya produksi energi milik negara tersebut,” ujarnya.