Sukses

Warga Panik Berhamburan Saat Gempa Susulan 4,4 M Guncang Mamuju dan Majene

BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaran perihal gempa susulan di Sulbar

Liputan6.com, Mamuju - Gempa bumi susulan 4,4 M kembali mengguncang Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Gempa itu merupakan rangkaian dari gempa 6,2 M yang terjadi pada 15 Januari 2021 lalu.

Gempa susulan ini terjadi pada Minggu 31 Januari 2021 pukul 20.13 Wita berpusat di 3.14 LS - 119.09 BT atau 45 kilometer Timur Laut Majene. Pusat gempa berada di kedalaman 14 kilometer yang turut dirasakan di Majene, Mamuju dan Mamasa, serta tak berpotensi menimbulkan tsunami.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal," kata Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Darmawan melalui rilisnya, Minggu malam (31/01/2021).

Darmawan mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujar Darmawan.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Warga Panik dan Kembali ke Tenda Pengungsian

Muh Hasri, warga Dusun Rattepadada, Desa Salletto, Mamuju mengatakan, akibat gempa susulan ini, sejumlah warga yang sudah ke rumah masing-masing kembali ke tenda pengungsian karena panik. Bahkan, sejumlah rumah warga kembali mengalami kerusakan.

"Terasa sekali gempa di sini, warga kembali berhamburan," kata Hasri.

Hasri juga menambahkan, warga yang kembali ke tenda pengungsian mengakibatkan tenda penuh sesak. Warga pun tak berani kembali ke rumah mereka pascagempa susulan ini.

"Tidak cukup ki di tenda kalau masuk semua ki. Jadi kadang ki di rumah tidur kalau gempa ya berhamburan ki lagi karena tenda tidak memadai," ujar Hasri.