Sukses

Cerita 13 Warga Bertahan di Dusun 'Mati' Tarikolot Majalengka Usai Ditinggal Para Tetangga

Meski program relokasi sudah dilakukan, tetapi masih ada beberapa warga dusun yang memilih bertahan karena alasan mata pencaharian.

Liputan6.com, Majalengka - Tasli masih rutin mendatangi rumahnya Dusun Tarikolot Desa Sidamukti Kabupaten Majalengka. Meski sebagian besar penduduk sudah relokasi, keluarganya merupakan satu dari delapan KK yang masih bertahan.

Tasli menjelaskan orangtuanya memilih bertahan karena dekat dengan kebun milik mereka. Tasli pun kerap membantu orangtuanya berkebun hingga bertani di Dusun Tarikolot Majalengka.

"Sebenarnya hampir setiap hari ada warga sini yang kontrol rumah mereka kalau siang kemudian sorenya pulang lagi ke dusun Buahlega," kata Tasli, Senin (1/2/2021).

Di tengah kekhawatiran terjadi longsor susulan, Tasli mengaku akan tetap memantau kondisi orangtuanya itu. Dia mengatakan, ketika pagi dan siang hari, beberapa warga datang mengontrol rumah mereka di Dusun Tarikolot Majalengka.

Sementara itu, Tasli mengakui belum mengetahui kapan orangtuanya memutuskan akan pindah ke tempat relokasi. Padahal, pemerintah sudah menyiapkan rumah dan fasilitas di tempat relokasi.

"Takut tidak takut namanya bencana apalagi longsor di dusun ini bisa datang kapan saja. Kadang ibu sering keluar mengungsi kalau hujan deras, saya sendiri datang melihat kondisi orangtua apalagi ketika malam hujan," ujar dia.

Sejak longsor besar terjadi pada tahun 2006 silam, Tasli bersama istri dan anaknya memilih ikut relokasi. Namun, Tasli memilih relokasi ke desa lain di Majalengka.

Saksikan video pilihan berikut ini

2 dari 2 halaman

Khawatir

Sementara itu, Kepala Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka, Karwan mengatakan, dari 253 Kepala Keluarga (KK) yang direncanakan ikut program relokasi. Tercatat hanya delapan KK yang masih bertahan.

"Dari delapan KK itu ada 13 jiwa yang masih bertahan itu juga kadang mereka mengungsi kalau cuaca sedang buruk atau kondisi di dusun sedang rawan. Sebenarnya mereka sudah kami siapkan rumah di dusun baru dan kami tetap memantau perkembangan warga kami yang masih bertahan," ujar dia.

Dia mengaku masih khawatir dengan warga yang masih memilih untuk bertahan di dusun Tarikolot. Sebab, bencana tidak bisa diprediksi dan sangat mengancam keselamatan jiwa.

Dia berharap, warga yang bertahan dapat memahami keinginan pemerintah desa pada program relokasi tersebut. "Makanya badan geologi mengategorikan tanah di Dusun Tarikolot tanah merah atau rawan bencana," ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, tercatat sebanyak 253 Kepala Keluarga (KK) di blok tersebut direlokasi ke Blok Buahlega oleh pemerintah setempat pada tahun 2009 sampai 2010. Relokasi dilakukan pemerintah sejak bencana longsor besar menimpa pemukiman tersebut pada tahun 2006 silam.

"Sejak longsor besar kami berinisiatif merelokasi ini program pemerintah desa dan Pemkab Majalengka," kata Kepala Desa Sidamukti Kabupaten Majalengka, Karwan, Senin (1/2/2021).