Liputan6.com, Garut - Untuk menekan kerumunan massa saat pandemi Covid-19, jajaran Komando Distrik Militer (Kodim) 0611 Garut, Jawa Barat, bakal menggunakan jammer, alat penghilang sinyal komunikasi, di daerah pusat keramaian massa.
Komandan Kodim 0611 Garut, Letkol CZi Deni Iskandar mengatakan, kegunaan jammer ini dinilai efektif untuk mengurai kerumunan massa terutama saat PSBB proporsional.
"Jammer ini hanya digunakan untuk membubarkan kerumunan massa di tempat keramaian massa atau spot tertentu, seperti kafe, restoran," ujarnya, Senin (1/2/2021).
Advertisement
Seperti diketahui jammer merupakan alat telekomunikasi yang digunakan untuk mengacaukan, meredam, atau memblokir, hingga menghilangkan sinyal yang terkoneksi dengan ponsel. Alat ini dapat digunakan dalam radius tertentu.
Baca Juga
Menurut Deni, penggunaan jammer di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, kafe, atau tempat hiburan, dinilai cukup efektif dalam membubarkan kerumunan massa, terutama saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional.
"Memang kita tidak sendirian, tapi menggandeng perusahaan telekomunikasi juga," ujar dia.
Penggunaan jammer, ujar dia, sesuai instruksi pimpinan kesatuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai upaya untuk membubarkan kerumunan massa terutama saat pandemi Covid-19.
Khusus Garut, penggunaan jammer, diharapkan mampu mengurai kerumunan massa di tengah tingginya angka penyebaran Covid-19 di Garut saat ini. "Semoga efektif, tanpa dibubarkan mereka sudah bubar sendiri," ujarnya.
Deni menyatakan, penggunaan jammer ini biasanya digunakan saat kunjungan Presiden ke satu wilayah atau daerah. Dalam praktiknya, saat jammer difungsikan, secara otomatis dalam radius 2 kilometer di wilayah itu, akan kesulitan mencari sinyal.
"Tinggal operasikan jammer-nya, tiba-tiba saja sinyal dengan sendirinya hilang," dia menjelaskan.
Seperti diketahui, angka kematian dan penyebaran Covid-19 di Garut, masih terbilang tinggi dibanding wilayah lain di Jawa Barat.
Data terbaru Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 mencatat, total kasus Covid-19 mencapai 31.492 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 6.379 kasus terkonfirmasi positif.
Rinciannya 1.176 kasus isolasi mandiri, 489 kasus isolasi RS/perawatan, 4.511 kasus sembuh, dan 203 kasus meninggal dunia.