Liputan6.com, Pekanbaru - Kandang transit Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau punya penghuni baru. Seekor owa ungko bernama Sirin melahirkan bayi yang sehat pada Rabu dini hari, 17 Februari 2021.
Kehadirannya menjadi kabar baik bagi konservasi primata berbulu hitam itu. Apalagi, keberadaannya di alam liar kian berkurang karena menjadi objek perburuan dan jual beli ilegal.
Advertisement
Baca Juga
Kepala BBKSDA Riau Suharyono menyebut petugas di kandang transit belum bisa memastikan kelamin owa ungko baru itu. Pasalnya, sang induk tidak pernah melepaskan sang anak sejak dilahirkan.
"Anaknya selalu dalam gendongan induknya," kata Suharyono, Jumat siang, 19 Februari 2021.
Suharyono menjelaskan, indukan owa ungko itu merupakan penyerahan warga imigran asal Rohingya pada 2017. Sirin ditempatkan di kandang transit atau penitipan sementara di lingkungan BBKSDA Riau bersama seekor pejantan.
Pejantan itu sudah tak berada di kandang transit karena sudah diserahkan ke salah satu lembaga konservasi satwa. Saat pemisahan pada November 2020 itu, Sirin belum terlihat hamil.
"Kondisi Sirin usai melahirkan terlihat baik, petugas menambah asupan nutrisi dengan tambahan porsi dan jenis makanan," terang Suharyono.
Sejak melahirkan, kondisi Sirin dan anaknya selalu dipantau tim medis BBKSDA Riau. Sang anak sendiri tidak pernah dilepas oleh Sirin karena selalu menggendongnya di kandang.
"Sekarang sudah ada 7 owa ungko di kandang transit dengan kelahiran bayi ini," kata Suharyono.
Semua ungko itu masuk dalam program konservasi. Pemantauan sering dilakukan untuk mengetahui apakah ungko tersebut masih bisa bertahan di alam liar atau tidak.
"Kalau masih bisa survive bakal dikembalikan ke alam liar, kalau yang sudah jinak akan dititipkan ke lembaga konservasi," jelas Suharyono.