Liputan6.com, Subang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyatakan sebanyak empat kecamatan di Kabupaten Subang masih terdampak banjir. Empat kecamatan itu adalah Kecamatan Pamanukan, Blanakan, Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Legon Kulon.
Menurut Manajer Pusat Pengendalian Data dan Laporan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalop PB) BPBD Jawa Barat Budi Budiman Wahyu, data per 19 Februari 2021 Pukul 20.30 WIB yang diterima otoritasnya total rumah masih terdampak banjir yaitu 1.427 unit. Sedangkan kepala keluarga (KK) atau setara 16.659 orang.
"Jumlah pengungsi tidak ada. Namun terdapat korban meninggal dunia dua orang atas nama Muhamad Aripin (32 th) laki-laki, Ali Purnama Aldi (14 th) laki-laki," ujar Budi dalam keterangan resminya, ditulis Bandung, Sabtu, 20 Februari 2021.
Advertisement
Baca Juga
Budi mengatakan hampir sepekan kejadian banjir masih berlangsung di Kabupaten Subang ini, disebabkan turunnya hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan Sungai Cipunagara meluap.
Banjir yang terjadi sejak Minggu, 7 Februari 2021, terus dipantau dan ditangani oleh BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Subang. Budi menegaskan hingga kini BPBD Kabupaten Subang terus melakukan pemantauan ke lokasi kejadian.
"BPBD Kabupaten Subang melakukan evakuasi warga. Pusdalops PB BPBD Provinsi Jawa Barat berada di lokasi kejadian melakukan assessment dan mengirim perahu beserta mesinnya. Untuk melakukan evakuasi," kata Budi.
Budi mengaku BPBD terus membagikan logistik kepada korban terdampak banjir. Diantaranya adalah mendirikan dapur umum lapangan.
BPBD Provinsi Jawa Barat sendiri telah memberikan bantuan berupa mie instan 75 dus dan air mineral 25 dus. Untuk tahap sekarang ini sedang dilakukan pembersihan sebagian rumah yang airnya surut.
Kondisi terakhir Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan 107 rumah dan 130 hektare sawah masih terendam. Ketinggian air di kisaran 0-20 sentimeter.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kondisi Warga Terdampak Banjir
"Tidak ada warga yang mengungsi. Penduduk terdampak 1.543 KK atau 4629 orang akibat tanggul jebol di dua titik," ucap Budi. Sementara di Desa Tanjungtiga, Kecamatan Blanakan, bangunan yang masih terendam 382 rumah, 402 Ha sawah dan 550 kolam ikan. Ketinggian air di kisaran 20-65 sentimeter.
Jumlah penduduk terdampak 1.162 KK atau 3.728 orang. Tetapi tidak ada warga yang mengungsi saat ini.
"Di Kecamatan Sukasari, Desa Sukamaju tidak ada pengungsi. Penduduk terdampak sebanyak 100 KK atau 270 jiwa. Terendam 50 rumah, 250 hektare sawah, 125 kolam ikan. Ketinggian air antara 40-60 sentimeter," jelas Budi.
Masih di kecamatan yang sama, tepatnya di Desa Anggasari, terdapat 575 KK atau 2.305 orang terdampak banjir. Banjir itu merendam 50 rumah, 360 ha sawah dan 150 kolam ikan.
Ketinggian air di kisaran 0-30 sentimeter. Namun tidak ada warga yang mengungsi.
"Untuk Kecamatan Legonkulon, Desa Bobos tidak ada pengungsian. Penduduk terdampak mencapai 1.324 KK atau 4.382 orang. Unit yang terendam diantaranya 50 rumah, 250 Ha sawah dan satu sekolah dengan ketinggian air 40-80 sentimeter," ucap Budi.
Sedangkan di Desa Tegalurung di kecamatan yang sama, jumlah pengungsi mencapai 100 KK atau 300 orang. Penduduk yang terdampak secara keseluruhan sebanyak 558 KK atau 1.674 orang.
Akibatnya 30 unit rumah, 110 Ha sawah dan 150 kolam ikan terendam. Ketinggian air di daerah itu di kisaran 10-50 sentimeter.
"Terakhir di Kecamatan Pusakanagara, Desa Patimban. Tidak ada pengungsian tapi jumlah penduduk terdampak sebanyak 372 KK atau 1,045 orang. Jumlah unit yang terendam yaitu 230 Rumah, 50 hektare sawah, 100 kolam ikan dengan ketinggian air 40-100 sentimeter," Budi menjelaskan.
Advertisement