Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi lagi di Provinsi Riau sejak awal tahun dan masih berlangsung di berbagai kabupaten. Selain sibuk memadamkan api agar tidak menimbulkan bencana kabut asap, Polda Riau dan jajaran di Polres juga mengusut siapa pemicu kebakaran lahan itu.
Hingga Februari ini, Polda Riau menyatakan sudah menangkap lima pembakar lahan. Kelimanya terdapat di Kabupaten Bengkalis, Kota Dumau dan Kepulauan Meranti.
Advertisement
Baca Juga
"Dua tersangka ditangani Polres Bengkalis, dua di Kota Dumai dan satu di Kepulauan Meranti," kata Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto, Kamis (25/2/2021).
Sunarto menjelaskan, dua tersangka di Kabupaten Bengkalis diduga membakar tiga hektare lahan, kemudian dua tersangka di Kota Dumai membakar 10,25 hektare lahan dan di Kepulauan Meranti sekitar 5 hektare.
"Tersangka ini masih perorangan, bukan dari perusahaan dengan total lahan terbakar sebagai barang bukti 18,25 hektare," jelas Sunarto.
Sunarto menyebut kasus karhutla ini masih di penyidikan. Penyidik di Polres tersebut masih melengkapi berkas untuk kemudian dilimpahkan ke kejaksaan setempat.
"Sebelumnya Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi menegaskan karhutla menjadi prioritas," ucap Sunarto.
Â
Â
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Titik Panas
Sunarto menyebut Polda Riau mengupayakan pencegahan karhutla dan berkoordinasi dengan semua pihak serta memaksimalkan penggunaan aplikasi Dashboard Lancang Kuning Nusantara.
"Kapolda menyatakan langsung tancap gas dan memaksimalkan Dashboard Lancang Kuning Nusantara sebagai alat yang efektif mendeteksi secara akurat," kata Sunarto
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mendeteksi 20 titik panas indikasi karhutla di Riau. Titik panas itu tersebar di Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Pelalawan, Rokan Hilir, Siak dan Indragiri Hilir.
"Paling banyak itu di Kabupaten Siak sebanyak 13 titik panas, Kota Dumai dan Indragiri Hilir masing-masing dua titik, selanjutnya Bengkalis, Pelalawan serta Rokan Hilir masing-masing satu titik," jelas petugas BMKG, Yudhistira.
Advertisement