Liputan6.com, Karo Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) kembali erupsi dengan mengeluarkan guguran awan panas sejauh 2.000 meter atau 2 Kilometer (Km) mengarah ke arah timur dan tenggara pada Selasa (2/3/2021) pukul 06.42 WIB.
"Terjadi awan panas guguran 2.000 meter pada pukul 06.42 WIB, mengarah ke arah timur dan tenggara dengan arah angin masih mengarah ke barat daya," kata Petugas Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra.
Armen menyebut, sampai saat ini Gunung Sinabung masih terjadi guguran awan panas. Untuk guguran awan panas ini tercatat dengan amplitudo 120 mm, dengan durasi gempa selama 229 detik.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk potensi ke depannya masih tinggi terjadi awan panas dan letusan," sebutnya.
Gunung Sinabung sebelumnya juga erupsi dengan meluncurkan guguran awan panas sejauh 2.000 meter atau 2 Km pada Selasa, 16 Februari 2021. Guguran awan panas saat itu teramati pukul 06.00 hingga 12.00 WIB.
"Saat itu guguran awan panas Sinabung meluncur dengan jarak luncur 1.000 sampai 2.000 meter ke arah tenggara timur dan selatan. Juga terpantau mengeluarkan asap kawah berwarna putih intensitas sedang dengan tinggi kolom 100 sampai 200 meter di atas puncak kawah," terang Armen.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut ini:
Status Sinabung
Gunung Sinabung dengan ketinggian 2460 mdpl berstatus Level III (Siaga). Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi.
"Serta lokasi di dalam radius radial 3 Km dari puncak Gunung Sinabung, radius sektoral 5 Km untuk sektor selatan-timur, dan 4 Km untuk sektor timur-utara," imbau Armen.
Advertisement
Imbauan
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik Sinabung. Lalu, mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
"Bagi masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai berhulu di Gunung Sinabung, agar tetap waspada terhadap bahaya lahar," tandasnya.