Sukses

Persaingan Keren Sumsel dan Lampung Dalam Peningkatan Produksi Padi

Di Tahun 2020 lalu, Sumsel dan Lampung bersaing ketat dalam peningkatan produksi padi berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Liputan6.com, Palembang - Lumbung pangan yang disematkan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), masih terus diupayakan untuk direalisasikan. Namun, Provinsi Lampung juga masuk dalam nama daerah dengan produksi padi tertinggi di Indonesia.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Sumsel pada 2020 sebanyak 2,74 ton gabah kering giling (GKG). Angka itu meningkat 5,36 persen, dibanding tahun sebelumnya hanya sebanyak 2,60 juta ton GKG.

Sedangkan di Lampung sendiri, produksi padi mencapai 2,65 juta ton GKG pada tahun 2020. Angka tersebut melonjak signifikan sebesar 22,47 persen, dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 2,16 juta ton GKG.

Diungkapkan Koordinator Fungsi Statistik Produksi BPS Sumsel Irwanto, perbedaan produksi padi antara Sumsel dan Lampung saat ini tidak begitu jauh.

Saat ini, Sumsel berada di posisi 5 dalam produksi padi nasional, sementara Lampung di posisi berikutnya.

“Pemerintah daerah di Sumsel harus bekerja keras, untuk mencapai produksi padi yang lebih baik pada tahun ini,” katanya, Selasa (2/3/2021).

BPS Sumsel menghitung produksi padi Sumsel, berpotensi kembali meningkat sebesar 4,46 persen. Terutama di periode Januari - April 2021 sebanyak 1,33 juta ton GKG.

Menurut Kepala BPS Provinsi Lampung Faizal Anwar, kinerja pertanian di Lampung sepanjang tahun 2020 mengalami peningkatan yang signifikan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

2 dari 2 halaman

Ekosistem Pertanian

“Peningkatan itu baik secara luas panen maupun produksi GKG. Kami menghitung luas panen yang meningkat 17 persen, merupakan tertinggi dibanding 10 provinsi lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumsel M. Zain Ismed menuturkan, ekosistem pertanian di Lampung lebih baik dibanding Sumsel.

“Lampung lebih siap, sementara secara lahan sawah kita ini kan banyak rawa, jadi lebih butuh perlakuan khusus,” ujarnya.