Liputan6.com, Palembang - Donor darah plasma konvalesen menjadi salah satu terapi, untuk penyembuhan pasien penderita Corona Virus 2019 (Covid-19). Di Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri, total pasien terpapar Covid-19 per 2 Maret 2021 mencapai 16.014 orang.
Namun, tidak banyak dari para penyintas Covid-19 di Sumsel yang tergerak untuk menjadi pendonor plasma konvalesen bagi pasien yang terpapar Covid-19.
Nuriwansyah Putra, anggota Himpunan Pendonor Trombopheresis mengatakan, saat banyaknya permintaan donor darah untuk pasien Covid-19, membuat mereka sempat kebingungan untuk mendapatkannya.
Advertisement
Baca Juga
Awalnya dia dan anggota Himpunan Pendonor Trombopheresis melakukan pendekatan intensif ke orang-orang terdekat, yang menjadi penyintas Covid-19 per awal tahun 2021 lalu.
Penyintas Covid-19 yang diajak untuk menjadi pendonor plasma konvalesen, mulai dari keluarga, kerabat, teman-teman hingga tenaga kesehatan yang pernah terpapar Covid-19.
“Namun itu benar-benar sulit untuk memberi pengertian ke penyintas Covid-19. Kendati sudah dijelaskan, jika darahnya sangat bermanfaat untuk kesembuhan pasien Covid-19 yang sedang dirawat,” katanya kepada Liputan6.com, Kamis (4/3/2021).
Padahal, per tanggal 3 Maret 2021, angka pasien terpapar Covid-19 sebanyak 16.604 orang, dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 14.223 orang. Alasan malu dan trauma, membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan pendonor dari penyintas Covid-19.
“Dari banyaknya penyintas Covid-19 yang kami hubungi, hanya 7 orang penyintas Covid-19, yang bersedia untuk mendonorkan darahnya. Mereka banyak tidak mau jujur, jika pernah terpapar Covid-19,” ucapnya.
Namun tidak mudah juga bagi penyintas Covid-19, untuk mendonorkan plasma konvalesen. Mulai dari berat badan yang harus sekitar 55 Kilogram (Kg), urat nadi di tangan harus besar, harus mengikuti rapid test antigen dan syarat lainnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Donor Plasma Konvalesen
Himpunan Pendonor Trombopheresis tidak menyerah, untuk mendapatkan pendonor pagi pasien Covid-19. Mereka bahkan menghubungi rekan-rekannya di luar kota Palembang hingga antarprovinsi.
“Saya pernah minta tolong ke teman di Jakarta, tapi akhirnya dapatnya di Palembang. Bahkan teman-teman di Jakarta, pernah mendapat donor plasma konvalesen dari penyintas Covid-19 di Palembang,” ujarnya.
Salah satu kejadian yang membuat dia sedih adalah, salah satu pasien Covid-19 di Palembang menanti tranfusi donor plasma konvalesen, akhirnya meninggal dunia. Meskipun, ada juga pasien Covid-19 yang akhirnya sembuh, setelah mendapat terapi donor darah plasma konvalesen.
Namun mereka juga tidak bisa memaksakan para penyintas Covid-19, untuk merelakan darahnya untuk terapi kesembuhan pasien Covid-19.
“Kita berharap, masyarakat lebih sadar tentang tingginya kebutuhan pendonor darah bagi pasien Covid-19. Karena, d balik susahnya waktu terpapar Covi-19, ketika sembuh para penyintas bisa menolong banyak orang,” katanya.
Advertisement
Penyintas Covid-19
Dwi Apriani (31), salah satu penyintas Covid-19 mengatakan, keinginannya bersama suaminya Dandy Hendrias (36) sangatlah besar untuk membantu para pasien Covid-19.
Namun pasangan suami istri (pasutri) ini tidak bisa mendonorkan darahnya, karena kendala tertentu. Pasutri ini terpapar Covid-19 pada awal Desember 2020 lalu, dan dinyatakan sembuh di akhir tahun 2020.
“Sangat ingin membantu, supaya dapat berkah pahala. Tapi banyak persyaratan, yang membuat kami gugur menjadi pendonor darah pasien Covid-19. Apalagi tensi darah saya rendah, sehingga tidak bisa,” ujarnya.
Dia pun berharap kepada penyintas Covid-19 yang masuk dalam persyaratan donor darah plasma konvalesen, agar tergerak untuk membantu sesama dan menyumbangkan darahnya untuk kesembuhan pasien Covid-19.