Liputan6.com, Pekanbaru - Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau mulai menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Sebanyak 10 ton garam bahan semaian ke awan potensi hujan sudah dipersiapkan.
Koordinator lapangan TMC dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Adi Bayu Rusandi ST menyebut pesawat penyemaian garam sudah tiba di Pekanbaru.
Advertisement
Baca Juga
"Pesawat dari Lanud Halim ke ke Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, peralatan TMC juga sudah datang," kata Bayu, Selasa siang, 9 Maret 2021.
Bayu menyebut pesawat yang didatangkan berasal dari TNI Angkatan Udara jenis cassa. Operasi TMC baru bisa dilakukan pada Rabu, 10 Maret 2021.
"Untuk Selasa ini pematangan peralatan dulu di pesawat," ucap Bayu.
Bayu menjelaskan, penyemaian garam di udara akan dibagi menjadi beberapa sortie. Untuk satu sortie pesawat bisa membawa 800 kg garam.
"Penyemaian melihat potensi pertumbuhan awannya," katanya.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Libatkan Sejumlah Pihak
Bayu menyebut penyemaian ini melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau. Hal ini untuk mengetahui titik penyemaian agar efektif.
"Nanti dilihat potensi pertumbuhan awannya, kita fokus ke lahan gambutnya paling banyak asapnya," terang Bayu.
Selain lewat skema operasi TMC, bentuk bantuan pemerintah pusat untuk mengatasi Karhutla di Provinsi Riau adalah bantuan helikopter.
Hingga kini ada tiga helikopter di Riau. Heli ini selain digunakan untuk patroli udara juga digunakan untuk water bombing di lokasi kebakaran lahan yang sulit dijangkau oleh Satgas darat.
Terpisah, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsekal Pertama Andi Kustoro menyebut ada 60 personel Lanud Roesmin yang terlibat dalam operasi ini.
"Posko TMC ada di Lanud dan pesawat yang tiba adalah Cassa 212 milik TNI AU," kata Andi.
Advertisement