Liputan6.com, Jakarta - Aksi pengunjung Taman Safari Indonesia (TSI) di kawasan Puncak Bogor, yang melempar botol air mineral dan tisu ke dalam mulut kuda nil, viral di media sosial usai diunggah seorang warganet. Aksi tidak terpuji itu sontak mendapat kecaman dari banyak orang. Kejadian pelemparan itu berlangsung pada Minggu sore (7/3/2021).
Humas Taman Safari Indonesia Bogor, Yulius H Suprihardo, membenarkan soal peristiwa tersebut. Petugas Taman Safari Indonesia telah memeriksa dan membersihkan sampah yang ada di mulut hewan mamalia tersebut sehingga botol air mineral berhasil dikeluarkan. Tak lama menjadi pemberitaan di berbagai media, pelaku mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Namun petugas akan tetap memproses secara hukum.
Â
Advertisement
Simak juga video pilihan berikut ini:
Bunuh Diri di Tunjungan Plaza Surabaya
Budi (37) warga Petemon Surabaya, nampak lemas menceritakan kejadian seorang laki-laki yang kira-kira berusia 53 tahun diduga bunuh diri terjun bebas dari lantai empat Tunjungan Plaza Surabaya. Berdasarkan pantauan dilokasi kejadian, petugas Inafis Polrestabes Surabaya, Polisi, Satpol PP, Linmas, serta Satgas Covid-19 Surabaya, hanya membawa satu kantong jenazah yang dimasukan ke dalam ambulans. Peristiwa ini sontak membuat geger pengunjung dan pegawai yang ada di dalam mal. Bahkan beberapa orang di antaranya mengaku melihat betul detik-detik saat orang tersebut melompat hingga tewas di dalam mal.
Â
Advertisement
Puluhan Tahun Mengabdi, Bapak Ini Dipecat Lewat Telepon
Daniel Dan, seorang tenaga kontrak di UPT Pengelolaan Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT, dipecat melalui sambungan telepon. Nasib tragi situ terjadi pada Rabu, 3 Maret 2021, saat dirinya sedang bekerja di Kebun dinas Wairklau. Saat itu ia didatangi salah seorang pegawai Laboratorium Perkebunan yang menyampaikan secara lisan bahwa dirinya telah diberhentikan dari pekerjaannya sebagai seorang tenaga kontrak, dan tidak diakomodir dalam daftar tenaga kontrak provinsi pada tahun 2021.
Pegawai ini pun menelpon ke salah seorang pegawai di Dinas Pertanian NTT. Dari ujung telepon, hanya disampaikan bahwa, dirinya harus berhenti bekerja, karena nama saya tidak diakomodir sebagai tenaga kontrak Dinas Pertanian lagi untuk tahun 2021. Daniel merasa apa yang dialaminya sebagai sesuatu yang tidak adil, pasalnya dia sudah mengabdi di UPT tersebut hingga tiga puluh tahun lebih.