Sukses

Panen Beras, Gorontalo Tolak 1 Juta Ton Beras Impor dari Pusat

Demi menjaga kestabilan harga beras, Pemerintah Provinsi Gorontalo menolak beras impor dari pusat.

Liputan6.com, Gorontalo - Demi menjaga kestabilan harga beras, Pemerintah Provinsi Gorontalo meminta kepada pemerintah pusat agar beras impor di tahun 2021 tidak masuk ke Gorontalo.

Sebab saat ini, ketersediaan stok beras di tingkat petani cukup untuk konsumsi maupun diserap oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).

Sebelumnya Pemerintah pusat rencananya akan mengimpor beras satu juta ton tahun 2021. Beras itu disebut-sebut sebagai iron stock atau cadangan beras pemerintah.

"Kita akan bermohon tidak dikirim ke Gorontalo. Pasti itu akan sangat memukul petani Gorontalo," kata Rusli.

Menurutnya, saat ini petani Gorontalo sangat susah untuk menjual berasnya hasil panen mereka. Jika beras impor ini masuk, maka akan tambah merugikan.

"Kalau memang ada, bisa dipending dulu," ungkapnya.

Melalui penolakan inilah, Rusli telah melayangkan surat ke menteri pertanian dan menteri perdagangan terkait ketersediaan beras, rencana panen dan luasan lahan.

"Jadi kita buat surat ke pak menteri pertanian dan menteri perdagangan sampaikan kondisi kita," katanya.

"Kita sampaikan bahwa serapan beras Perum Bulog dari petani lokal lebih dimaksimalkan," katanya menambahkan.

 

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Stok Mencukupi

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Muljady Mario menjelaskan, luas panen Provinsi Gorontalo selama Januari hingga April 2021 sekitar 14.600 hektare. Setara dengan 86 ribu ton gabah kering giling atau 49.000 ton beras.

"Dari sisi konsumsi, Gorontalo rata rata 10 ribu sampai 11 ribu ton per bulan. Nah kalau di kali tiga, maka masih ada kurang lebih 19 ribu ton yang surplus," kata Muljady.

"Jadi untuk tahun ini dipastikan stok beras lokal Gorontalo masih aman dengan harga yang stabil," ia menandaskan.