Liputan6.com, Serang - Jejak aliran Hakekok Balakutak di Kabupaten Pandeglang, Banten, ternyata sudah tercium sejak tahun 2004. Pada tahun 2009, padepokannya sempat dibakar masyarakat yang resah akan ajarannya.
Aliran ini lantas bikin heboh pada Kamis, 11 Maret 2021 di Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, dengan ritual mandi bersama secara telanjang bulat di sebuah kolam. Sebanyak 16 anggotanya sudah ditangkap oleh polisi, agar menghindari kegaduhan di tengah masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Aliran Hakekok Balakutak dipimpin oleh A (52), warga Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang dikenal warga sekitar sebagai sosok pendiam, kurang berosialisasi dengan warga dan tidak pernah mengikuti pengajian rutin di kampungnya. A diketahui warga kerap melakukan ritual di dalam hutan yang tidak diketahui warga.
"Orangnya tertutup tidak bersosialisasi dengan warga, ikut pengajian juga enggak pernah. Memang saya dengar kalau A ini sering melakukan ritual. Tapi enggak tahu ritual apa, cuma dia itu hampir setiap hari ke hutan," kata salah satu warga yang enggan disebutkan identitasnya, Jumat (12/03/2021).
Menurut dia, pimpinan Hakekok Balakutak melanjutkan ritual yang sudah dilakukan orangtuanya berinisial S yang sudah meninggal dunia. S dikenal sebagai guru spiritual di wilayah Bogor, Jawa Barat (Jabar).
"Kalau dulu S yang seperti itu (ritual), karena sudah meninggal dilanjutkanlah oleh A, memang sudah lama," jelasnya.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Gauli Santri Wanita
Menurut Ketua MUI Kabupaten Pandeglang, KH Hamdi Ma'ani, MUI sudah membina aliran Hakekok Balakutak untuk kembali ke ajaran Islam.
MUI memastikan, ritual mandi bersama telanjang bulat anggota Hakekok Balakutak tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.
"Semua memang sudah dibina, tapi muncul kembali kemarin di luar sepengetahuan. Adapun ritual seperti itu memang yang tidak dibenarkan dalam agama, harus dibina oleh kita," kata Ketua MUI Pandeglang, KH. Hamdi Ma'ani, Jumat (12/03/2021).
Sebelumnya, di tahun 2009 silam, aliran Hakekok Balakutak juga membuat heboh masyarakat Kabupaten Pandeglang, Banten, karena kerap menggauli santrinya dengan janji akan diberikan ilmu kesaktian.
Warga yang kesal padepokan pimpinan Sahrudin (45) dibakar oleh warga Desa Sekon, Kecamatan Cimanuk. Kala itu padepokan sudah berdiri lima tahun.
Santrinya berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Sahrudin kemudian dibawa ke Mapolres Pandeglang.
Sang pimpinan kala itu mengklaim sedang melakukan kawin gaib, dan melaksanakan ibadah bareng bersama para santri wanitanya.
Advertisement