Liputan6.com, Nias Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyarankan gerakan makan ikan untuk mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak karena kurangnya gizi di Kepulauan Nias.
Saran gerakan makan ikan tersebut tidak terlepas dari angka stunting di Nias masih berada di atas rata rata nasional. Menko PMK mencontohkan, Presiden Republik Indonesia ke-3, BJ Habibie, sejak kecil suka makan ikan.
"Kalau bisa bikin gerakan makan ikan sebanyak-banyaknya. Pak Habibie itu orangnya kecil, tapi pintar. Ternyata waktu kecil suka makan ikan," ujar Menko Muhadjir, saat berdialog dengan masyarakat di Balai Desa Togide'u, Kecamatan Sitombu, Nias Barat, Rabu, 17 Maret 2021.
Advertisement
Baca Juga
Disampaikan Muhadjir, sosialisasi dan edukasi pada masyarakat tentang pentingnya menjaga gizi anak sangat perlu. Selain itu koordinasi antar lembaga terkait perlu ditingkatkan. Masyarakat juga bisa memanfaatkan sumber daya alam lokal untuk meningkatkan gizi masyarakat.
"Pokoknya sosialisasi, kerja sama, kemudian penanganan per kasus tidak boleh berdasarkan angka, harus betul-betul ditelusuri dan ditangani sampai tuntas," ucapnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Nias Sangat Subur
Untuk di Kepulauan Nias, Menko PMK melihat sumber daya alam lokal mencukupi untuk kebutuhan gizi masyarakat. Nias sangat subur, misalnya buah pepaya yang sangat gampang ditemukan.
"Ikan juga tidak kekurangan. Ikannya paling segar. Ikan ada asam folat alami yang bisa merangsang otak," sebutnya.
Muhadjir menuturkan, tahun 2045 ditargetkan menjadi Indonesia emas. Maka, anak-anak perlu disiapkan untuk masa depan. Pencegahan stunting juga perlu dilakukan sejak dini, bahkan bisa dilakukan sejak remaja putri.
"Suami juga mesti berperan dalam pencegahan stunting. Kalau sampai anak itu stunting, bukan hanya tinggi dan berat yang kurang. Kemampuan otak juga kurang," ungkapnya.
Advertisement
Pentingnya Pencegahan
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) R Sabrina mengatakan, pencegahan merupakan langkah penting yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Salah satu upayanya sosialisasi ataupun edukasi mengenai pentingnya gizi bagi pertumbuhan anak.
"Kita terus berupaya memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai stunting kepada masyarakat, bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota. Selain menanggulangi, pencegahan perlu dilakukan," ucap Sabrina.
Bupati Nias Barat, Faduhusi Daely, mengharapkan pembangunan pelabuhan di 8 pulau di Nias Barat. Jika dibuka, akses ke Sumatera Barat, Belawan, dan Nias Selatan, akan terbuka. Hal itu pula akan meningkatkan gairah petani kopra guna mengirimkan kopranya ke luar Sumut.
"Sehingga Nias Barat maupun Kepulauan Nias bisa setara dengan seluruh Kabupaten/kota di Indonesia, " tuturnya.
Perhatian Penting
Menko PMK Muhadjir mengunjungi Kepulauan Nias mulai Selasa, 16 Maret 2021. Kunjungan dalam rangka menangani permasalahan yang terkait dengan pembangunan manusia dan kebudayaan.
"Nias mendapat perhatian terkait stunting karena angkanya masih di atas rata-rata nasional atau 27 persen. Jadi, harus ditekan betul, " kata Muhadjir.
Muhadjir menegaskan, Kepulauan Nias menjadi perhatian penting bagi pemerintah pusat. Menko juga menyebutkan, Kepulauan Nias merupakan daerah yang disoroti terkait stunting. Menko akan melibatkan semua kementerian dan lembaga terkait.
Dilibatkannya kementerian dan lembaga sesuai arahan Presiden Republik Indonesia yang menargetkan angka stunting nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024. Stunting akan ditangani secara khusus, penanggung jawab utamanya BKKBN dan Perpres-nya masih diproses.
Dikatakan Menko Muhadjir, permasalahan perempuan dan anak juga perlu menjadi perhatian bagi semua pihak. Karena perempuan dan anak termasuk dalam kelompok rentan dan kelompok strategis.
"Sebab, masa depan Indonesia ditentukan perempuan dan anak," ujarnya.
Advertisement