Liputan6.com, Cirebon - Keris Ki Juru Mudi merupakan salah satu warisan pusaka Keraton Kacirebonan Cirebon. Keris tersebut menjadi simbol kewibawaan Sultan di Keraton Kacirebonan.
Pada perjalanannya, keris tersebut tak hanya dijadikan simbol raja saja. Keris Ki Juru Mudi diyakini menjadi alat bantu Sultan Keraton Kacirebonan I pulang ke tanah Cirebon.
Advertisement
Baca Juga
"Keris ini pusaka milik Pangeran Amiril Mukminin Muhammad Haerudin 2 atau Pangeran Raja Kanoman yang mana menjadi Sultan Kacirebonan I. Berdasarkan kisah yang saya dapat dari leluhur, dinamakan Juru Mudi karena sebagai penunjuk arah rombongan Sultan Kacirebonan pertama pulang dati tempat pengasingan," ujar Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan Cirebon Elang Iyan Arifudin, Jumat (19/3/2021).
Dia mengatakan, bentuk keris Ki Juru Mudi sangat sederhana dibandingkan keris sultan pada umumnya. Bahkan, kata dia, keris tersebut tidak mencirikan milik seorang raja.
Keris tersebut, dia menambahkan, menggambarkan sifat kesederhanaan, tetapi berwibawa dari pemiliknya yaitu Sultan Kacirebonan I. Iyan menuturkan, saat itu Sultan Kacirebonan I diasingkan oleh VOC karena sikapnya yang kritis dan melawan.
Menurut dia, sikap kritis dan berani dari Pangeran Raja Kanoman menjadi cikal bakal berdirinya Keraton Kacirebonan. Pangeran Raja Kanoman merupakan Putra Mahkota dari Pangeran Muhammad Haerudin I.
"Karena beliau kritis dan selalu melawan VOC akhirnya diasingkan ke Batavia. Di tengah pengasingan terjadi pemberontakan karena pengaruh beliau sangat besar sehingga terjadilah perang santri di Desa Kedongdong atau Perang Kedongdong di Cirebon. Melihat banyak perlawanan akhirnya VOC memindahkan pengasingan beliau ke Ambon sekitar tahun 1780," ujar dia.
Saksikan video pilihan berikut ini
Awal Mula Kacirebonan
Singkat cerita, Pangeran Raja Kanoman beserta simpatisan diperbolehkan pulang oleh VOC. Kepulangan Pangeran Raja Kanoman tersebut menggunakan perahu layar.
Dia mengatakan, dalam perjalanannya, Keris Ki Juru Mudi memiliki peran penting. Keris tersebut menjadi petunjuk arah kapal rombongan Pengaran Raja Kanoman menuju Cirebon.
"Ada dua versi dari Keris Ki Juru Mudi pertama keris di tancapkan ke kemudi kapal versi kedua keris masuk ke dalam air di depan kapal masuk ke dalam laut seperti lumba-lumba menunjukkan arah," ujar dia.
Perjalanan rombongan Pangeran Raja Kanoman menempuh sekitar 14 hari atau dua minggu. Sesampainya di Cirebon, sang pangeran membentuk keraton baru bernama Kacirebonan.
Kisah pengasingan Pangeran Raja Kanoman dan Keris Ki Juru Mudi menjadi salah satu catatan sejarah perjalanan terbentuknya Keraton Kacirebonan pada tahun 1808.
"Sampai saat ini keris tersebut masih tersimpan dan terawat setahu kami keris dijadikan simbol raja dan untuk melantik sultan baru. Jadi bukan untuk berperang," ujar dia.
Advertisement