Liputan6.com, Bandung - Meskipun namanya masuk pencalonan presiden (capres) hasil suara anak muda yang dikeluarkan lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Ridwan Kamil tak menganggap nama-nama yang juga masuk bursa capres seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sebagai saingan. Semuanya adalah calon mitra di manapun mereka bekerja.
Baca Juga
Advertisement
"Semua calon mitra. Kalau pilpres saya tidak khawatir. Yang penting itu elektoral pasangan. Kalau individu mah bukan balapan, apakah nomor 1 dan nomor 2. Nah, kalau itu dielektoralkan, baru itu ilmiah," katanya saat ditemui di Hotel Intercontinental, Kota Bandung, Selasa (23/3/2021).
Emil, sapaan Ridwan Kamil mengatakan, hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia itu tak akan mengubah etos kerjanya sebagai gubernur. Menurutnya, hal terpenting saat ini adalah menunjukkan kinerja maksimal untuk warga Jabar.
"Ya, hatur lumayan weh saya mah. Saya kerja kan gini, tidak berubah etos kerjanya, tidak ngatur-ngatur, tidak ngebuzzer-buzzer. Tapi kalau diapresiasi menjadi elektoral Alhamdulillah dan juga masih panjang. Jadi intinya mah faktanya diterima, tapi tidak mengubah etos kerja saya tetap semangat, tetap kreatif, tetap inovatif," ujarnya.
Emil mengungkaokan, anak muda memiliki kepekaan terhadap politik dengan pendekatan yang berbeda. Hal itu dilihat dari inovasi digital dan riset yang berkembang.
"Jadi kalau kita rajin mengabarkan pencapaian, apresiasi itu pasti muncul. Di era milenial baliho tidak akan laku," katanya.
Seperti diketahui, lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis temuan suara anak muda tentang isu-isu sosial politik bangsa, salah satunya soal capres. Hasilnya, 15,2 persen anak muda memilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk jadi calon presiden.
"Jadi kalau ditanya anak muda 17 nama yang paling tinggi, meskipun kisaran margin of error dengan Ganjar Pranowo, termasuk juga Ridwan kamil, secara umum tidak ada nama yang dominan itu dulu, tetapi 17 nama yang paling tinggi secara absolute itu Anies Baswedan di angka 15,2 persen, Ganjar 13,7 persen, bedanya enggak signifikan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Minggu (21/3/2021).