Sukses

4 Perhelatan Tradisi Budaya Yogyakarta yang Tak Boleh Dilewatkan

Tradisi budaya Yogyakarta ini digelar rutin setiap tahun, bahkan ada pula yang dilakukan setiap bulan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Tidak sedikit tradisi budaya peninggalan Kerajaan Mataram yang sampai sekarang masih dihelat di Yogyakarta. Tradisi budaya Yogyakarta ini digelar rutin setiap tahun, bahkan ada pula yang dilakukan setiap bulan.

Liputan6.com merangkum sederet tradisi budaya Yogyakarta yang tidak boleh dilewatkan untuk disaksikan:

1. Sekaten

Sekaten adalah tradisi Kerajaan Mataram untuk menyambut datangnya Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Yogyakarta, Sekaten dilaksanakan setiap tahun. Sekaten ini dilaksanakan di Alun-Alun Utara Yogyakarta yang berdekatan langsung dengan Kraton Yogyakarta.

Beberapa tahun terakhir ini, Sekaten mengalami perubahan. Acara yang biasa dilaksanakan sebulan penuh dan dimeriahkan pasar malam sudah tidak ada lagi. Tradisi budaya di Yogyakarta ini sekarang diadakan di Keraton Yogyakarta berupa pameran sekaten.

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Malam Satu Suro

2. Malam Satu Suro

Tradisi malam satu suro di Keraton Yogyakarta diwarnai dengan Lampah Budaya Mubeng Benteng atau yang sering dikenal kegiatan berjalan kaki mengitari benteng keraton sambil membisu. Tidak boleh siapa pun bicara waktu berjalan. Acara ini dilaksanakan pada tengah malam.

3. Selasa Wage

Selasa Wage merupakan pasaran Jawa lahirnya Sultan HB X. Di Yogyakarta, Selasa Wage dijadikan hari istirahat pada pedagang kaki lima di jalan Malioboro. Malioboro yang sepi tanpa pedagang kaki lima diganti dengan bersih-bersih sepanjang jalan Malioboro.

Tradisi Selasa Wage menjadi budaya masyarakat Yogyakarta untuk gotong royong dan bersih-bersih jalan agar Yogyakarta tetap nyaman.

4. Upacara Labuhan

Ritual ini bertujuan memohon keselamatan raja dan rakyatnya. Upacara Labuhan biasanya dilaksanakan di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, dan Gunung Merapi.

Penulis: Fery Taufiq