Sukses

Geliat Pegiat Kopi Garut Hidupkan Asa di Tengah Pandemi

Pandemi Covid-19 menjadi momen untuk meningkatkan skill dan kompetensi barista dan roster yang bersertifikat nasional.

Liputan6.com, Garut - Pemberlakukan pembatasan sosial bersakala mikro saat pandemi Covid-19 saat ini, membuka ruang bagi pegiat kopi asal Garut, Jawa Barat, untuk kembali menggairahkan industri kopi asal Garut ke depan.

Kepala Seksi Industri Hasil Pertanian, Dinas Industri dan Perdagangan Garut A Iwan Setiawan mengatakan, sejak pemerintah daerah (Pemda) Garut memberlakukan pelonggaran dengan memberlakukan pembatasan skala mikro dalam penanganan Covid-19 di Garut, lembaganya langsung merespon kegiatan untuk mematik industri kopi di kota Intan.

“Kami berikan pelatihan sertifikasi roasting, sertifikasi barista, hingga pelatihan cupping review untuk kopi Garut,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui roasting class mempelajari teknik meroasting kopi, segala hal yang mempengaruhi kualitas kopi, teknik sangrai, standarisasi dalam uji citarasa kopi/cupping, peralatan sangrai sampai protokol keselamatan dalam menyangrai kopi.

Kemudian barista class mempelajari teori dan keterampilan barista mulai dari pengetahuan tentang kopi sampai proses pembuatannya oleh profesional barista indonesia

Sementara cuping review yakni uji cita rasa berstandar internasional yang dilakukan oleh ahli cita rasa dunia untuk mendapatkan score kopi terbaik.

Menggandengan Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) selaku salah adu asosiasi kopi berstandar dunia, tiga kegiatan itu diharapkan memberikan pengetahuan baru bagi pecinta kopi asal Garut.

“Kita berupaya bagaimana agar kopi Garut kembali mendunia,” ujar dia.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Informasi Soal Kopi

Dalam prakteknya pihak asosiasi memberikan beberapa informasi penting mengenai kopi, mulai peta pasar global terkait kopi spesial, kemudian standarisasi dan sertifikasi kopi, solusi untuk mengatasi persoalan mata rantai pasokan.

Kemudian membuka jaringan kerja dari para pelaku industri, hingga meningkatkan kesadaran hukum dalam kegiatan usaha kopi spesialty. “Kegiatan itu kami laksanakan selama empat hari dalam beberapa kegiatan," kata dia.

Menurutnya, Indonesia memiliki peluang dalam pengembangan industri pengolahan kopi dunia, sehingga dibutuhkan upaya strategis, seperti hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kapasitas produksi.

“Indonesia adalah negara produsen biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia,” kata dia.

Saat ini rata-rata produksi kopi Indonesia sekitar 700 ribu ton per tahun, atau sekitar 9 persen dari produksi kopi dunia, sedangkan Garut yang memiliki luasan lahan tanam hingga 4.858 hektar, mampu memproduksi hingga 2.093,85 ton greenbean tiap tahun.

“Total lahan robusta kami sekitar 857 hektar, sementara aarabika sekitar 4.001,07 hektar,” kata dia.

Iwan berharap, dengan kegiatan itu mampu meningkatkan skill dan kompetensi barista dan roster yang bersertifikat nasional, hingga meningkatkan sumber daya IKM kopi Garut menjadi kelas Specialty Coffee.

“Kami pun berharap agar Garut mampu menghasilkan biji specialty coffee berkualitas standar Internasional,” kata dia.